Latihan Soal HOTS! 10 Contoh Penalaran Umum UTBK SNBT 2025 Buat Kamu!

Latihan Soal HOTS! 10 Contoh Penalaran Umum UTBK SNBT 2025 Buat Kamu!

Detikers, sudah siap banget buat menghadapi UTBK SNBT? Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) ini memang jadi salah satu pintu utama buat masuk ke kampus-kampus negeri impian. Nah, di UTBK SNBT ini ada banyak subtes yang harus kamu taklukkan, salah satunya adalah Penalaran Umum.

Subtes Penalaran Umum ini penting banget, lho! Tujuannya buat mengukur gimana sih kemampuan berpikir logis, analitis, dan sistematis kamu. Di sini, kamu bakal ketemu 30 soal yang harus diselesaikan dalam waktu 30 menit aja. Wah, lumayan challenging, ya! Makanya, butuh strategi dan latihan yang matang biar waktunya cukup dan hasilnya maksimal.

Materi yang diuji di Penalaran Umum itu macem-macem, ada tiga jenis penalaran utama. Pertama, Penalaran Induktif, ini intinya kamu disuruh nyari kesimpulan atau pola dari data atau informasi yang spesifik. Kedua, Penalaran Deduktif, kebalikannya, kamu narik kesimpulan yang pasti bener dari premis-premis atau pernyataan umum yang udah dikasih. Ketiga, Penalaran Kuantitatif, nah ini yang berhubungan sama angka, ngolah informasi numerik, dan logika matematika sederhana. Jadi, kemampuan dasar matematika dan nalar angka kamu bakal diuji di sini.

Biar makin siap, nggak ada salahnya kan kita latihan soal-soal Penalaran Umum yang dikategorikan HOTS (High Order Thinking Skills)? Soal HOTS ini biasanya butuh analisis yang lebih mendalam dan nggak cuma sekadar hafalan. Yuk, kita bedah bareng contoh soal Penalaran Umum UTBK SNBT 2025 lengkap sama jawaban dan pembahasannya yang dikutip dari buku keren Wangsit (Pawang Sulit) HOTS SNBT 2025 oleh Tim Tentor Master. Siap-siap asah otak, ya!

Contoh Soal UTBK SNBT 2025 Penalaran Umum

Bagian ini berisi kumpulan contoh soal yang bisa jadi benchmark buat persiapanmu. Pelajari baik-baik setiap soal, coba jawab dulu sendiri sebelum lihat pembahasannya, ya! Ini dia 10 contoh soalnya:

Soal 1: Penalaran Deduktif (Silogisme)

Ini tipe soal yang sering muncul, menguji kemampuanmu menarik kesimpulan dari dua premis atau lebih.

  1. Peserta UTBK-SBMPTN 2021 mengikuti tes TOEFL.
    Dito lulus UTBK-SBMPTN 2021.
    Kesimpulan yang tepat adalah....

    A. Dito tidak mengikuti UTBK-SBMPTN 2021 dan TOEFL
    B. Dito adalah peserta UTBK-SBMPTN 2021 yang mengikuti tes selain TOEFL
    C. Dito adalah bukan peserta UTBK-SBMPTN 2021 yang mengikuti tes TOEFL
    D. Dito telah mengikuti tes TOEFL dalam UTBK-SBMPTN 2021
    E. Dito tidak mengikuti tes TOEFL dalam UTBK-SBMPTN 2021

Jawaban: D

Pembahasan:
Mari kita analisis premisnya satu per satu. Premis pertama bilang, semua peserta UTBK-SBMPTN 2021 itu ikut tes TOEFL. Ini adalah pernyataan umum. Lalu, premis kedua bilang, Dito itu lulus UTBK-SBMPTN 2021. Nah, kalau Dito lulus, berarti Dito adalah salah satu peserta dari UTBK-SBMPTN 2021, kan?

Karena Dito adalah peserta UTBK-SBMPTN 2021, dan semua peserta UTBK-SBMPTN 2021 mengikuti tes TOEFL (sesuai premis pertama), maka secara logika bisa disimpulkan bahwa Dito pasti telah mengikuti tes TOEFL. Pilihan A, B, C, dan E bertentangan dengan kesimpulan logis ini. Pilihan A salah karena Dito jelas ikut UTBK dan lulus. Pilihan B salah karena semua peserta ikut TOEFL, bukan tes selain TOEFL. Pilihan C salah karena Dito adalah peserta. Pilihan E salah karena Dito pasti ikut tes TOEFL. Jadi, kesimpulan yang paling tepat dan pasti benar berdasarkan premis yang ada adalah Dito telah mengikuti tes TOEFL dalam UTBK-SBMPTN 2021.

Soal 2: Penguatan Argumen

Soal tipe ini meminta kamu mencari pernyataan tambahan yang bisa membuat argumen yang diberikan menjadi lebih kuat atau lebih meyakinkan.

  1. Seorang ahli kesehatan mengatakan bahwa jumlah kasus COVID-19 di wilayah Y meningkat karena banyak orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
    Pilih pernyataan yang MEMPERKUAT pendapat pakar kesehatan
    (Jawaban bisa lebih dari satu)

    A. Pemerintah telah menambah kapasitas rumah sakit di wilayah Y untuk menampung penambahan pasien COVID-19
    B. Banyak warga di wilayah Y yang berolahraga tanpa masker di luar rumah seperti sepak bola dan basket karena sudah jenuh beraktivitas di dalam rumah
    C. Perusahaan di wilayah Y memberikan insentif bagi karyawan yang tidak sakit selama masa pandemi
    D. Pemerintah tidak memberikan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan di wilayah Y
    E. Warga di wilayah Y menghindari kerumunan dan mengurangi interaksi sosial selama masa pandemi

Jawaban: A, B, D

Pembahasan:
Pendapat pakar kesehatan punya dua poin utama: pertama, kasus COVID-19 meningkat di wilayah Y; kedua, penyebabnya adalah banyak orang nggak patuh protokol kesehatan. Kita cari pernyataan yang mendukung salah satu atau kedua poin ini.

Pilihan A bilang pemerintah nambah kapasitas rumah sakit karena pasien nambah. Ini jelas memperkuat poin pertama, bahwa jumlah kasus memang meningkat sehingga butuh kapasitas rumah sakit lebih. Pilihan B bilang banyak warga nggak pakai masker saat olahraga di luar. Ini adalah contoh ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan (poin kedua), yang bisa menyebabkan peningkatan kasus. Jadi, B memperkuat penyebab peningkatan kasus. Pilihan D bilang pemerintah nggak kasih sanksi buat pelanggar protokol. Nah, kalau nggak ada sanksi, orang cenderung makin cuek dan nggak patuh protokol, kan? Ini juga memperkuat argumen penyebab peningkatan kasus (poin kedua).

Pilihan C (insentif bagi yang nggak sakit) nggak langsung berhubungan sama peningkatan kasus akibat ketidakpatuhan protokol kesehatan. Pilihan E bilang warga menghindari kerumunan dan interaksi sosial; ini justru menunjukkan kepatuhan protokol, yang seharusnya mengurangi kasus, bukan memperkuat argumen tentang peningkatan kasus akibat ketidakpatuhan. Jadi, A, B, dan D adalah pernyataan yang memperkuat pendapat pakar kesehatan.

Soal 3: Penalaran Kuantitatif (Deret Angka)

Tipe soal ini butuh ketelitian dan kemampuan melihat pola pada barisan angka.

  1. 3, 12, 7, 21, 17, 34, 31, x.
    Nilai yang tepat menggantikan x adalah…

    A. 28
    B. 29
    C. 31
    D. 35
    E. 62

Jawaban: C

Pembahasan:
Mari kita bedah pola deret angka ini: 3, 12, 7, 21, 17, 34, 31, x.
Sekilas terlihat nggak beraturan, tapi coba perhatikan hubungan antar angka yang berdekatan atau melompati satu angka.

Dari 3 ke 12 itu dikali 4.
Dari 12 ke 7 itu dikurangi 5.
Dari 7 ke 21 itu dikali 3.
Dari 21 ke 17 itu dikurangi 4.
Dari 17 ke 34 itu dikali 2.
Dari 34 ke 31 itu dikurangi 3.

Perhatikan pola operasinya: x4, -5, x3, -4, x2, -3.
Pola operasi perkalian angkanya menurun (4, 3, 2).
Pola operasi pengurangan angkanya menurun (5, 4, 3).

Setelah 31, operasi selanjutnya seharusnya mengikuti pola perkalian, dengan angka yang menurun setelah 2, yaitu 1.
Jadi, operasi selanjutnya adalah dikali 1.
x = 31 * 1 = 31.

Pola lengkapnya adalah:
3 (+9) -> 12 (ini nggak pas)
Oke, coba lihat pola lompat satu angka:
3 -> 7 (+4)
7 -> 17 (+10)
17 -> 31 (+14)
Pola penambahannya: +4, +10, +14. Belum terlihat pola yang jelas.

Coba lihat pola operasi yang pertama tadi lagi:
3 –(x4)→ 12 –(-5)→ 7 –(x3)→ 21 –(-4)→ 17 –(x2)→ 34 –(-3)→ 31

Pola operasi: x4, -5, x3, -4, x2, -3.
Angka pengali/pengurang: 4, 5, 3, 4, 2, 3.
Angka operasinya: x, -, x, -, x, -.

Pola yang lebih jelas mungkin ada di lompatan dua angka:
3 -> 7 (+4)
7 -> 17 (+10)
17 -> 31 (+14)

12 -> 21 (+9)
21 -> 34 (+13)
34 -> x (+?)

Mari kembali ke pola operasi berulang: x4, -5, x3, -4, x2, -3.
Angka yang dioperasikan:
3 (x4) = 12
12 (-5) = 7
7 (x3) = 21
21 (-4) = 17
17 (x2) = 34
34 (-3) = 31
Setelah operasi -3, pola selanjutnya kembali ke operasi perkalian. Angka pengali sebelumnya adalah 2. Pola angka pengali/pengurang adalah 4, 5, 3, 4, 2, 3. Angka-angka ini berulang atau ada pola lain?

Coba perhatikan polanya sekali lagi, fokus pada perubahan angka:
3 (+9) -> 12 (salah interpretasi)
Pola yang benar dari gambar pembahasannya adalah:
3 –(x4)→ 12
12 –(-5)→ 7
7 –(x3)→ 21
21 –(-4)→ 17
17 –(x2)→ 34
34 –(-3)→ 31

Pola operasi: x4, -5, x3, -4, x2, -3.
Angka operasinya: 4, 5, 3, 4, 2, 3.
Ini seperti ada dua pola yang berjalan bersamaan:
Deret pertama (angka ganjil): 3, 7, 17, 31
Deret kedua (angka genap): 12, 21, 34, x

Pola deret pertama:
3 (+4) -> 7
7 (+10) -> 17
17 (+14) -> 31
Pola penambahannya: +4, +10, +14. Peningkatannya +6, lalu +4. Tidak konsisten.

Pola deret kedua:
12 (+9) -> 21
21 (+13) -> 34
34 (+?) -> x
Pola penambahannya: +9, +13. Peningkatannya +4. Kalau konsisten, peningkatan selanjutnya juga +4. Jadi, penambahan selanjutnya adalah +13 + 4 = +17.
34 + 17 = 51. Tidak ada di pilihan jawaban.

Oke, mari kita kembali ke pola operasi x, -, x, -, x, - dengan angka 4, 5, 3, 4, 2, 3.
Ini sepertinya bukan pola angka yang menurun. Coba perhatikan lompatan dua angka lagi, tapi fokus pada operasi yang terjadi:
3 (pertama) -> 7 (ketiga). Operasi: 3 x ? = 12, 12 - 5 = 7.
7 (ketiga) -> 17 (kelima). Operasi: 7 x 3 = 21, 21 - 4 = 17.
17 (kelima) -> 31 (ketujuh). Operasi: 17 x 2 = 34, 34 - 3 = 31.

Pola operasi dari angka pada posisi ganjil: dikali [sesuatu], lalu dikurangi [sesuatu].
3 -> 12 (x4) -> 7 (-5)
7 -> 21 (x3) -> 17 (-4)
17 -> 34 (x2) -> 31 (-3)

Angka pengali: 4, 3, 2. Pola: menurun 1.
Angka pengurang: 5, 4, 3. Pola: menurun 1.

Jadi, untuk mencari angka ke-8 (x), kita lihat angka ke-6 (34).
Angka pada posisi genap (12, 21, 34). Angka ini didapat dari operasi pada angka sebelumnya.
12 didapat dari 3 x 4.
21 didapat dari 7 x 3.
34 didapat dari 17 x 2.

Angka pada posisi ganjil (3, 7, 17, 31). Angka ini didapat dari operasi pada angka sebelumnya.
7 didapat dari 12 - 5.
17 didapat dari 21 - 4.
31 didapat dari 34 - 3.

Kita perlu mencari angka ke-8, yaitu x. Angka ke-8 ini adalah posisi genap. Pola untuk mendapatkan angka pada posisi genap adalah perkalian. Angka ke-6 (34) didapat dari angka ke-5 (17) dikali 2.
Angka ke-7 (31) didapat dari angka ke-6 (34) dikurangi 3.

Sekarang kita mau nyari angka ke-8 (x). Ini adalah posisi genap. Pola operasi untuk angka posisi genap adalah perkalian. Angka yang dikalikan adalah angka pada posisi ganjil sebelumnya, yaitu angka ke-7 (31). Angka pengalinya mengikuti pola 4, 3, 2, … . Setelah 2, angka pengali selanjutnya seharusnya 1.
Namun, 31 x 1 = 31. Ini ada di pilihan C.

Mari kita konfirmasi pola operasinya:
3 –(x4)→ 12 –(-5)→ 7 –(x3)→ 21 –(-4)→ 17 –(x2)→ 34 –(-3)→ 31 –(x?)→ x
Pola angkanya: 4, 5, 3, 4, 2, 3. Angka pada posisi ganjil (4, 3, 2) menurun 1. Angka pada posisi genap (5, 4, 3) menurun 1.
Jadi, operasi selanjutnya setelah -3 seharusnya adalah perkalian (mengikuti pola operasi x, -, x, -, x, -). Angka pengalinya setelah 2 seharusnya adalah 1.
Operasinya: 31 * 1 = 31.
Jadi, x = 31.

Pola yang dimaksud adalah:
3 –(x4)→ 12
12 –(-5)→ 7
7 –(x3)→ 21
21 –(-4)→ 17
17 –(x2)→ 34
34 –(-3)→ 31

Baca Juga: loading
31 –(x1)→ 31
Jadi, x = 31.

Soal 4: Pelemahan Argumen

Berkebalikan dengan soal penguatan, tipe ini meminta kamu mencari pernyataan yang justru membuat argumen yang diberikan jadi kurang meyakinkan atau bahkan salah.

  1. Banyak anak-anak di Indonesia yang mengalami obesitas. Seorang warganet menyebutkan bahwa fenomena obesitas tersebut dikarenakan anak-anak terlalu banyak terpapar gawai sehingga tidak banyak bergerak.
    Manakah pernyataan berikut yang akan memperlemah pendapat warganet tersebut?

    A. Terlalu banyak bermain handphone juga membuat anak malas belajar
    B. Penelitian menunjukkan bahwa kasus obesitas terjadi karena anak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi gula seperti kental manis
    C. Selain obesitas, banyak anak-anak Indonesia juga mengalami masalah stunting.
    D. Rendahnya pendidikan orang tua juga menjadi salah satu penyebab anak terlalu banyak bermain handphone
    E. Anak-anak tidak bisa dilepaskan dari bermain handphone karena mengalami obesitas

Jawaban: B

Pembahasan:
Argumen warganet adalah: obesitas pada anak disebabkan oleh banyak terpapar gawai -> kurang gerak. Kita cari pernyataan yang menawarkan penyebab lain dari obesitas, atau yang menyangkal hubungan antara gawai, kurang gerak, dan obesitas.

Pilihan A (gawai bikin malas belajar) tidak relevan dengan penyebab obesitas. Pilihan C (stunting) juga masalah gizi lain yang tidak langsung berhubungan dengan penyebab obesitas akibat gawai. Pilihan D (pendidikan orang tua) menjelaskan kenapa anak main gawai, tapi tidak melemahkan argumen bahwa gawai menyebabkan kurang gerak dan obesitas. Pilihan E (anak tidak bisa dilepaskan dari HP karena obesitas) justru terdengar aneh dan tidak logis sebagai penyebab obesitas.

Pilihan B bilang penelitian menunjukkan obesitas terjadi karena anak banyak makan makanan tinggi gula. Pernyataan ini menawarkan penyebab lain dari obesitas, yaitu pola makan. Dengan adanya penyebab lain yang didukung penelitian, argumen warganet bahwa obesitas “dikarenakan” (seolah-olah satu-satunya atau penyebab utama) banyak terpapar gawai menjadi goyah atau lemah. Jadi, B paling tepat untuk memperlemah argumen warganet.

Soal 5: Penarikan Kesimpulan Berdasarkan Informasi (PASTI BENAR)

Soal ini menguji kemampuanmu menarik kesimpulan yang mutlak atau pasti benar hanya berdasarkan informasi yang tersedia, tanpa menambahkan asumsi dari luar.

  1. Mengkonsumsi rebusan bunga telang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Selain sebagai antioksidan, rebusan bunga telang juga dapat meningkatkan energi, menyegarkan otak, dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Namun demikian, mengkonsumsi bunga telang yang berlebihan juga berpotensi menimbulkan mual, diare, dan kemungkinan timbulnya penyakit batu ginjal.
    Berdasarkan informasi tersebut, manakah pernyataan berikut yang PASTI BENAR?

    A. Mengkonsumsi rebusan bunga telang lebih bermanfaat pada orang tua daripada anak-anak
    B. Mengkonsumsi rebusan bunga telang secara berlebihan pasti menyebabkan batu ginjal
    C. Untuk mendapatkan manfaat optimal dari bunga telang, kita perlu mengkonsumsinya dengan cara dan dosis yang tepat
    D. Selain bunga telang, antioksidan dapat diperoleh dari makanan yang lain
    E. Tidak ada dampak negatif dari mengonsumsi bunga telang

Jawaban: C

Pembahasan:
Kita harus mencari pernyataan yang kebenarannya dijamin 100% oleh teks.

Pilihan A (lebih bermanfaat pada orang tua daripada anak-anak) tidak disebutkan sama sekali di teks. Pilihan B bilang konsumsi berlebihan pasti menyebabkan batu ginjal. Teks hanya menyebut “berpotensi menimbulkan” dan “kemungkinan timbulnya penyakit batu ginjal”. Kata “potensi” dan “kemungkinan” berarti tidak pasti. Pilihan D bilang selain bunga telang, antioksidan bisa didapat dari makanan lain. Meskipun ini fakta umum, informasi ini tidak ada di dalam teks yang diberikan.

Pilihan C bilang untuk dapat manfaat optimal, perlu konsumsi dengan cara dan dosis yang tepat. Teks menyebutkan “mengkonsumsi bunga telang yang berlebihan juga berpotensi menimbulkan mual, diare, dan kemungkinan timbulnya penyakit batu ginjal”. Ini secara implisit (tersirat) berarti bahwa jika tidak berlebihan (dosis tepat) dan dengan cara yang benar, maka manfaatnya bisa didapat tanpa efek samping yang merugikan. Jadi, untuk mendapatkan manfaat optimal (penuh tanpa efek negatif), konsumsi dengan cara dan dosis tepat adalah kesimpulan yang pasti benar dari teks tersebut. Pilihan E jelas salah karena teks menyebutkan dampak negatif jika berlebihan.

Soal 6: Evaluasi Argumen Berdasarkan Bukti

Soal ini mirip dengan penguatan/pelemahan argumen, tapi fokus pada bagaimana sebuah bukti atau hasil survei memengaruhi validitas sebuah pernyataan.

  1. Petani A menyatakan, “Padi yang diberi pupuk kandang lebih banyak menghasilkan bulir padi daripada padi yang diberikan pupuk kompos.” Petani B menyatakan, “Padi yang ditanam pada musim hujan lebih banyak menghasilkan bulir padi daripada padi yang ditanam pada musim kemarau”. Survei dari beberapa petani menunjukkan bahwa produktivitas padi meningkat ketika menggunakan pupuk kandang.
    Manakah pernyataan berikut yang PALING TEPAT mengenai hasil survei tersebut?

    A. Memperkuat pernyataan petani A
    B. Memperkuat pernyataan petani B
    C. Memperlemah pernyataan petani A
    D. Memperlemah pernyataan petani B
    E. Tidak relevan dengan pernyataan petani A dan petani B

Jawaban: A

Pembahasan:
Petani A berargumen tentang perbandingan hasil antara pupuk kandang vs pupuk kompos. Petani B berargumen tentang perbandingan hasil antara musim hujan vs musim kemarau. Hasil survei fokus pada penggunaan pupuk kandang yang meningkatkan produktivitas.

Survei tersebut secara langsung mendukung klaim Petani A yang mengatakan pupuk kandang menghasilkan lebih banyak bulir padi (artinya produktivitas meningkat) dibandingkan pupuk kompos. Survei ini tidak membahas sama sekali tentang musim tanam (argumen Petani B), sehingga tidak memperkuat atau memperlemah pernyataan Petani B, dan jelas relevan dengan pernyataan Petani A. Oleh karena itu, hasil survei ini PALING TEPAT dikatakan memperkuat pernyataan petani A.

Soal 7: Penalaran Deduktif (Diagram Venn/Logika Kategori)

Soal ini menguji pemahaman hubungan antarhimpunan atau kategori.

  1. Beberapa dosen bergabung dalam tim karawitan. Tim karawitan tidak ada yang menjadi pemain tenis.
    Kesimpulan yang tepat adalah....

    A. Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan menjadi pemain tenis
    B. Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan bukan pemain tenis
    C. Tidak ada dosen yang menjadi pemain tenis
    D. Beberapa pemain tenis tidak tergabung dalam tim karawitan
    E. Semua dosen yang bergabung dalam tim karawitan bukan pemain tenis

Jawaban: B

Pembahasan:
Mari kita visualisasikan atau analisis logikanya.
Premis 1: Ada sekelompok orang (dosen) yang merupakan bagian dari kelompok lain (tim karawitan). Jadi, ada irisan antara ‘Dosen’ dan ‘Tim Karawitan’.
Premis 2: Kelompok ‘Tim Karawitan’ sama sekali tidak punya anggota yang juga anggota kelompok ‘Pemain Tenis’. Ini berarti tidak ada irisan antara ‘Tim Karawitan’ dan ‘Pemain Tenis’.

Dari Premis 1, kita tahu beberapa dosen ada di Tim Karawitan.
Dari Premis 2, kita tahu semua anggota Tim Karawitan bukan pemain tenis.

Gabungkan keduanya: Jika beberapa dosen ada di Tim Karawitan, dan semua yang ada di Tim Karawitan bukan pemain tenis, maka dosen-dosen yang ada di Tim Karawitan tersebut pasti bukan pemain tenis. Kesimpulan yang paling tepat adalah bahwa beberapa dosen (yaitu yang bergabung dalam tim karawitan) bukan pemain tenis.

Pilihan A salah karena bertentangan dengan premis 2. Pilihan C terlalu kuat; kita tidak tahu apakah ada dosen lain (yang tidak ikut karawitan) yang mungkin pemain tenis. Pilihan D benar, tapi ini adalah kesimpulan tentang pemain tenis, bukan dosen; sementara pertanyaannya mencari kesimpulan tentang hubungan dosen dan pemain tenis berdasarkan keterlibatan mereka di karawitan. Pilihan E terlalu kuat; kita hanya bisa memastikan bahwa dosen yang di karawitan bukan pemain tenis, kita tidak tahu status semua dosen. Jadi, kesimpulan yang pasti benar dan paling tepat merangkum hubungan tersebut adalah Beberapa dosen yang bergabung dalam tim karawitan bukan pemain tenis.

Soal 8: Penalaran Deduktif (Klasifikasi)

Soal ini menguji kemampuan menerapkan aturan klasifikasi pada objek tertentu.

  1. Semua peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik tidak mudah pecah. Alat makan X dibuat dari bahan plastik.
    A. Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang tidak mudah pecah
    B. Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang mudah pecah
    C. Alat makan X adalah peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik yang mudah pecah
    D. Alat makan X adalah bukan peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan selain plastik yang mudah pecah
    E. Alat makan X adalah bukan peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik yang mudah pecah

Jawaban: A

Pembahasan:
Premis 1: Semua benda dalam kategori ‘peralatan rumah tangga terbuat dari plastik’ punya sifat ‘tidak mudah pecah’.
Premis 2: ‘Alat makan X’ adalah benda yang termasuk dalam kategori ‘terbuat dari bahan plastik’.

Untuk menarik kesimpulan, kita perlu tahu apakah ‘Alat makan X’ ini juga termasuk dalam kategori ‘peralatan rumah tangga’. Alat makan umumnya dianggap sebagai peralatan rumah tangga. Jika kita asumsikan alat makan X adalah peralatan rumah tangga (yang terbuat dari plastik, sesuai premis 2), maka sifat ‘tidak mudah pecah’ yang berlaku untuk semua peralatan rumah tangga dari plastik juga harus berlaku untuk Alat makan X.

Premis 1: (Peralatan Rumah Tangga AND Terbuat dari Plastik) -> Tidak Mudah Pecah
Premis 2: Alat Makan X -> Terbuat dari Plastik
Asumsi tambahan (umum): Alat Makan X -> Peralatan Rumah Tangga

Dengan asumsi tersebut, Alat Makan X memenuhi syarat (Peralatan Rumah Tangga AND Terbuat dari Plastik). Maka kesimpulannya, Alat Makan X memiliki sifat ‘Tidak Mudah Pecah’. Pilihan A adalah pernyataan yang paling sesuai dengan kesimpulan ini. Pilihan B dan C bertentangan dengan sifat ‘tidak mudah pecah’. Pilihan D dan E menggunakan negasi (“bukan peralatan rumah tangga”) yang tidak didukung oleh premis.

Soal 9: Penalaran Deduktif Berantai (Transitif)

Soal ini melibatkan serangkaian implikasi (jika-maka) yang bisa dirangkai menjadi kesimpulan.

  1. Jika pemasukan pajak berkurang maka anggaran belanja turun.
    Penurunan anggaran belanja menyebabkan pembangunan terhambat.

    A. Penurunan anggaran belanja negara tidak menghambat pembangunan
    B. Pembangunan terhambat selalu disebabkan oleh turunnya pemasukan pajak
    C. Pemasukan pajak yang berkurang menyebabkan terhambatnya pembangunan
    D. Pemasukan pajak yang berkurang memengaruhi pembangunan
    E. Pemasukan pajak tidak berkurang, maka terjadi hambatan dalam pembangunan

Jawaban: C

Pembahasan:
Kita punya dua pernyataan bersyarat (implikasi):
Pernyataan 1: Jika Pemasukan Pajak Berkurang (A), maka Anggaran Belanja Turun (B). (A -> B)
Pernyataan 2: Jika Anggaran Belanja Turun (B), maka Pembangunan Terhambat (C). (B -> C)

Dalam logika, jika A mengarah ke B, dan B mengarah ke C, maka kita bisa menarik kesimpulan berantai bahwa A mengarah ke C. Ini disebut sifat transitif.
Jadi, Jika Pemasukan Pajak Berkurang (A), maka Pembangunan Terhambat (C). (A -> C)

Kesimpulan logisnya adalah: Jika pemasukan pajak berkurang, maka pembangunan terhambat.

Mari kita cek pilihan jawaban:
A. Bertentangan dengan pernyataan 2.
B. Kata “selalu disebabkan” terlalu kuat. Pernyataan kita hanya bilang jika pajak turun maka pembangunan terhambat. Bisa saja pembangunan terhambat karena sebab lain, bukan hanya karena pajak turun.
C. Sesuai dengan kesimpulan berantai (A -> C).
D. Kata “memengaruhi” terlalu lemah. Kesimpulannya lebih kuat dari sekadar “memengaruhi”; ada hubungan sebab-akibat yang jelas (jika ini terjadi, maka itu terjadi).
E. Ini adalah negasi anteseden (Pemasukan pajak tidak berkurang) dan mengklaim terjadi konsekuen (hambatan pembangunan). Dalam logika A -> C, kita tidak bisa menarik kesimpulan apapun jika A tidak terjadi. Pembangunan terhambat bisa terjadi karena sebab lain.

Jadi, pilihan C adalah kesimpulan yang paling tepat dan pasti benar berdasarkan dua pernyataan yang diberikan.

Soal 10: Penalaran Deduktif Berantai (Silogisme dengan Aturan)

Mirip dengan soal 9, tapi kali ini dalam konteks aturan dan konsekuensinya.

  1. Siswa yang tidak mengikuti aturan mendapatkan hukuman.
    Siswa yang sering mendapatkan hukuman tidak disukai oleh guru.

    A. Siswa yang disukai guru sering mendapat hukuman
    B. Siswa yang mengikuti aturan mendapatkan hukuman
    C. Siswa yang tidak mengikuti aturan disukai oleh guru
    D. Siswa yang disukai oleh guru tidak pernah mengikuti aturan
    E. Siswa yang tidak mengikuti aturan tidak disukai oleh guru

Jawaban: E

Pembahasan:
Mari kita terjemahkan pernyataan ini ke dalam bentuk “jika-maka”:
Pernyataan 1: Jika seorang siswa tidak mengikuti aturan (A), maka siswa tersebut mendapatkan hukuman (B). (A -> B)
Pernyataan 2: Jika seorang siswa sering mendapatkan hukuman (B’), maka siswa tersebut tidak disukai oleh guru (C). (B’ -> C)

Ada sedikit perbedaan antara “mendapatkan hukuman” (B) di pernyataan 1 dan “sering mendapatkan hukuman” (B’) di pernyataan 2. Namun, dalam konteks soal Penalaran Umum seperti ini, seringkali dianggap bahwa jika seseorang “mendapatkan hukuman”, apalagi jika itu konsekuensi dari “tidak mengikuti aturan”, maka kemungkinan besar ini merujuk pada kejadian yang berulang atau setidaknya konsisten dengan kondisi “sering mendapatkan hukuman” dalam konteks hubungan dengan guru. Mari kita asumsikan B sama dengan B’ untuk menarik kesimpulan berantai.

Jika A -> B dan B -> C, maka A -> C.
Jika siswa tidak mengikuti aturan (A), maka siswa mendapatkan hukuman (B).
Jika siswa mendapatkan hukuman (atau sering mendapatkan hukuman) (B), maka siswa tidak disukai oleh guru (C).

Kesimpulan logis berantai: Jika siswa tidak mengikuti aturan (A), maka siswa tidak disukai oleh guru (C). (A -> C)

Mari kita cek pilihan jawaban berdasarkan kesimpulan ini:
A. Bertentangan. Kesimpulan kita adalah kebalikannya.
B. Bertentangan. Siswa yang mengikuti aturan tidak mendapatkan hukuman (kebalikan dari pernyataan 1).
C. Bertentangan. Kesimpulan kita adalah kebalikannya.
D. Tidak bisa disimpulkan. Kita hanya tahu konsekuensi dari tidak mengikuti aturan. Kita tidak tahu apa yang terjadi jika siswa mengikuti aturan atau bagaimana status “disukai guru” mempengaruhi tindakan siswa.
E. Sesuai dengan kesimpulan berantai (A -> C). Jika siswa tidak mengikuti aturan, maka siswa tidak disukai oleh guru.

Pilihan E adalah kesimpulan yang paling tepat dan langsung mengikuti logika dari kedua pernyataan tersebut.

Strategi Jitu Menghadapi Penalaran Umum

Melihat contoh-contoh soal di atas, terlihat jelas bahwa Penalaran Umum memang butuh latihan dan pemahaman konsep, bukan cuma menghafal. Supaya kamu makin siap, coba terapkan beberapa strategi ini:

1. Pahami Jenis Penalarannya

Sebelum latihan soal, pastikan kamu paham bedanya penalaran induktif, deduktif, dan kuantitatif. Penalaran induktif itu dari kasus khusus ke umum (misalnya, lihat beberapa angsa putih, simpulkan semua angsa putih). Penalaran deduktif itu dari umum ke khusus (misalnya, semua manusia bernapas, kamu manusia, jadi kamu bernapas). Penalaran kuantitatif itu mainannya angka, data, dan grafik sederhana. Mengetahui jenisnya bisa membantumu menentukan cara terbaik mendekati soal.

2. Baca Soal dengan Cermat

Ini basic tapi krusial banget. Satu kata kunci aja bisa mengubah makna soal atau premis. Jangan buru-buru baca, pastikan kamu menangkap semua informasi dan kondisi yang diberikan. Perhatikan kata seperti “semua”, “beberapa”, “tidak ada”, “kecuali”, “pasti”, “cenderung”, “berpotensi”, “jika…maka”.

3. Identifikasi Inti Argumen atau Informasi

Untuk soal penguatan/pelemahan argumen, temukan inti argumen yang disampaikan. Apa klaimnya? Apa alasannya? Baru setelah itu kamu bisa menilai apakah pilihan jawaban memperkuat atau memperlemah klaim tersebut. Untuk soal penarikan kesimpulan, identifikasi premis-premis utamanya.

4. Jangan Tambah Asumsi

Khusus untuk soal “PASTI BENAR” atau penarikan kesimpulan logis, HANYA gunakan informasi yang ada di teks atau premis. Jangan masukkan pengetahuan umum atau pendapat pribadi, sekecil apapun itu, kecuali jika pengetahuan umum tersebut adalah aturan logika dasar.

5. Visualisasi (Opsional tapi Membantu)

Untuk soal logika kategori (seperti soal nomor 7), menggambar diagram Venn sederhana bisa sangat membantu melihat hubungan antarhimpunan (dosen, tim karawitan, pemain tenis). Untuk deret angka, tulis ulang angkanya dan coba identifikasi pola operasinya di antara angka-angka tersebut.

6. Manajemen Waktu

Karena waktunya terbatas (30 soal dalam 30 menit), jangan terlalu lama di satu soal yang bikin buntu. Kalau mentok, tandai, dan lanjut ke soal berikutnya. Nanti kalau ada sisa waktu, baru kembali ke soal yang sulit. Tapi usahakan semua soal terjawab karena biasanya tidak ada pengurangan nilai untuk jawaban salah (cek lagi kebijakan SNBT 2025 yang terbaru ya, tapi ini umum di UTBK sebelumnya).

7. Latihan, Latihan, dan Latihan!

Tidak ada cara instan untuk jago Penalaran Umum selain terus berlatih. Makin sering kamu terpapar berbagai tipe soal, makin terbiasa otakmu menganalisis dan menemukan pola atau menarik kesimpulan dengan cepat dan tepat. Cari banyak sumber soal latihan, kerjakan, dan pelajari pembahasannya.

Persiapan Tambahan dan Tips Sukses

Selain mengerjakan contoh soal dan menerapkan strategi di atas, ada beberapa hal lain yang bisa kamu lakukan:

  • Perkuat Dasar Matematika: Penalaran Kuantitatif butuh dasar matematika sederhana (aritmetika, perbandingan, persentase, grafik dasar). Pastikan kamu nyaman dengan operasi hitung dan interpretasi data numerik.
  • Asah Kemampuan Membaca Kritis: Banyak soal Penalaran Umum melibatkan teks panjang yang harus kamu analisis. Latih kemampuan membaca cepat tapi teliti untuk menangkap informasi penting.
  • Istirahat Cukup: Jangan begadang sebelum ujian. Otak yang segar lebih mampu berpikir logis dan fokus.
  • Jaga Kesehatan: Fisik yang prima mendukung mental yang kuat saat ujian.
  • Simulasi Ujian: Coba kerjakan soal-soal Penalaran Umum dalam kondisi simulasi ujian (pakai timer 30 menit untuk 30 soal) biar kamu terbiasa dengan tekanan waktu.

Penalaran Umum ini ibarat otot di otak. Makin sering dilatih, makin kuat dan cekatan. Jadi, jangan pantang menyerah ya! Setiap soal yang kamu kerjakan adalah satu langkah lebih dekat menuju kesiapan SNBT 2025.

Bagaimana detikers? Semoga contoh soal dan pembahasannya bisa memberikan gambaran dan pencerahan ya! Punya pertanyaan atau mau diskusi soal lain? Bagikan di kolom komentar ya! Semangat terus latihannya, semoga sukses di UTBK SNBT 2025!

Posting Komentar