Syawalan Muhammadiyah Makassar: Takwa Ramadhan Terus Bersemi!
Wah, nggak terasa ya, bulan suci Ramadhan sudah berlalu. Sebulan penuh kita berjibaku menahan diri, memperbanyak ibadah, dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Momen-momen penuh kekhusyukan, kebersamaan, dan pembelajaran nilai-nilai luhur ini selalu meninggalkan bekas yang mendalam di hati kita semua. Setelah Ramadhan beranjak pergi, datanglah bulan Syawal yang penuh suka cita dan tradisi istimewa. Salah satunya adalah kegiatan Syawalan yang jadi ajang silaturahmi dan refleksi pasca-Ramadhan.
Di Makassar, gaung Syawalan terasa begitu kental, khususnya di lingkungan keluarga besar Muhammadiyah. Acara Syawalan Muhammadiyah Makassar bukan sekadar kumpul-kumpul biasa, lho. Ada makna yang jauh lebih dalam, yaitu menjaga dan memupuk kembali semangat takwa yang sudah kita raih selama sebulan penuh di Ramadhan. Tema yang diangkat pun sangat relevan: “Takwa Ramadhan Terus Bersemi!” Ini mengingatkan kita semua bahwa puncak dari Ramadhan bukanlah euforia Idul Fitri semata, tapi keberlanjutan nilai-nilai takwa dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga Bara Taqwa Pasca-Ramadhan¶
Kita semua tahu, tantangan terbesar setelah Ramadhan adalah menjaga istiqamah, alias konsisten dalam menjalankan ibadah dan kebaikan yang sudah terbiasa kita lakukan. Di bulan puasa, masjid penuh, tilawah Al-Qur’an jadi rutinitas, sedekah makin ringan, dan hati terasa lebih lembut. Nah, Syawalan ini fungsinya seperti “charger” atau pengingat kolektif. Lewat Syawalan, Muhammadiyah Makassar mengajak anggotanya untuk saling menguatkan komitmen agar bara takwa yang sudah menyala selama Ramadhan tidak padam begitu saja setelah Idul Fitri.
Bayangkan saja, sebulan penuh kita “dilatih” di kawah candradimuka Ramadhan. Dilatih menahan lapar, haus, emosi, hingga hawa nafsu. Ini semua adalah pendidikan karakter tingkat tinggi yang bertujuan membentuk pribadi yang bertaqwa, yaitu pribadi yang selalu merasa diawasi Allah dan senantiasa berusaha menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Syawalan menjadi momentum untuk mengevaluasi, sejauh mana hasil latihan ini melekat dalam diri kita. Apakah shalat malam masih lanjut? Bagaimana dengan tilawah? Sedekah? Akhlak kita kepada sesama?
Acara Syawalan ini jadi pengingat bahwa takwa itu bukan hanya part-time selama Ramadhan, tapi full-time sepanjang hidup. Para tokoh, ulama, dan pimpinan Muhammadiyah di Makassar dalam kesempatan Syawalan ini biasanya akan menyampaikan tausiyah atau pesan-pesan yang menginspirasi. Mereka mengingatkan kembali pentingnya menjaga kualitas ibadah, mempererat tali silaturahmi, dan terus berkontribusi positif bagi masyarakat.
Serunya Silaturahmi di Bumi Anging Mammiri¶
Salah satu elemen paling terasa di Syawalan Muhammadiyah Makassar tentu saja adalah silaturahmi. Setelah sebulan mungkin lebih fokus pada ibadah personal dan keluarga inti, Syawalan jadi ajang kumpul bareng keluarga besar Muhammadiyah. Dari pimpinan wilayah, daerah, cabang, ranting, ortom (organisasi otonom) seperti Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, sampai anggota biasa, semua tumplek blek di acara ini.
Suasana hangat, penuh senyum, dan saling bermaafan tentu jadi pemandangan utama. Ini adalah implementasi nyata dari nilai kebersamaan dan persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) yang selalu dijunjung tinggi oleh Muhammadiyah. Saling berjabat tangan, berbagi cerita Ramadhan, dan mendoakan satu sama lain menciptakan energi positif yang luar biasa.
Tak hanya itu, Syawalan juga sering dimanfaatkan untuk memperkenalkan program-program Muhammadiyah ke depan, mengevaluasi kegiatan selama Ramadhan (seperti penyelenggaraan shalat tarawih, tadarus, buka puasa bersama, atau pengumpulan zakat, infaq, dan sedekah), serta merumuskan langkah-langkah strategis organisasi. Jadi, Syawalan ini bukan cuma seremoni, tapi juga ajang konsolidasi organisasi dan penguatan jamaah.
Menggali Makna Kebersamaan¶
Kebersamaan dalam Syawalan punya makna mendalam. Ia mengajarkan bahwa dalam beragama dan berorganisasi, kita tidak sendirian. Ada banyak saudara seiman yang siap membersamai, mendukung, dan mengingatkan. Ini penting banget untuk menjaga semangat kita, terutama saat menghadapi tantangan dalam menjaga istiqamah. Melihat orang lain juga berjuang untuk tetap baik setelah Ramadhan akan memotivasi kita.
Selain itu, momen silaturahmi ini juga membuka pintu rezeki dan keberkahan. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW, “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” Syawalan menjadi jalan lapang untuk meraih kedua kebaikan tersebut. Di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, mendapatkan kesempatan untuk bertegur sapa, bertukar kabar, dan menguatkan hubungan kekeluargaan sesama Muhammadiyin di Makassar adalah anugerah tersendiri.
Dalam suasana yang santai tapi tetap khidmat, para peserta Syawalan bisa saling berbagi pengalaman spiritual selama Ramadhan. Mungkin ada yang punya cerita inspiratif tentang bagaimana dia berhasil khatam Al-Qur’an untuk pertama kalinya, atau pengalaman berkesan saat berbagi takjil, atau hikmah yang didapat dari shalat malam. Cerita-cerita ini bisa jadi motivasi dan pelajaran berharga bagi yang lain.
Tausiyah yang Menyejukkan Hati¶
Inti dari acara Syawalan, selain silaturahmi, biasanya adalah tausiyah atau ceramah agama. Para penceramah, yang seringkali adalah ulama atau tokoh Muhammadiyah yang mumpuni, akan menyampaikan pesan-pesan yang relevan dengan tema Syawalan. Mereka akan mengingatkan kembali esensi puasa, shalat, zakat, dan amalan Ramadhan lainnya. Namun, penekanannya bukan lagi pada bagaimana melakukannya di bulan Ramadhan, melainkan bagaimana nilai-nilai tersebut bisa terus hidup dan berkembang di luar Ramadhan.
Misalnya, jika di Ramadhan kita belajar menahan lapar dan haus, maka setelahnya kita diingatkan untuk tetap memiliki empati terhadap kaum fakir miskin dan terus terbiasa bersedekah. Jika di Ramadhan kita disiplin shalat tepat waktu dan berjamaah, maka setelahnya kita diingatkan untuk menjaga kualitas shalat dan memakmurkan masjid. Jika di Ramadhan kita rajin membaca Al-Qur’an, maka setelahnya kita diingatkan untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sehari-hari, tidak hanya dibaca tapi juga direnungi dan diamalkan.
Para penceramah juga biasanya akan mengaitkan semangat takwa Ramadhan dengan peran kita sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Bagaimana seorang Muslim yang bertaqwa berkontribusi dalam memajukan pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan bidang kehidupan lainnya? Bagaimana takwa mendorong kita untuk menjadi pribadi yang jujur, amanah, peduli, dan profesional dalam segala urusan?
Tausiyah ini bagai siraman rohani yang menyejukkan sekaligus membakar semangat. Menyejukkan karena mengingatkan kita pada keindahan ajaran Islam dan ampunan Allah, membakar semangat karena memotivasi kita untuk tidak terlena dan terus berjuang menjadi Muslim yang lebih baik.
Kegiatan Pendukung yang Memperkaya¶
Selain tausiyah dan silaturahmi inti, Syawalan Muhammadiyah Makassar seringkali dilengkapi dengan berbagai kegiatan pendukung yang membuat acara semakin meriah dan bermanfaat. Meskipun detail kegiatannya bisa berbeda setiap tahun atau di setiap level kepengurusan (wilayah, daerah, cabang), beberapa contoh kegiatan yang mungkin ada antara lain:
- Laporan Kegiatan Ramadhan: Presentasi singkat tentang capaian program Ramadhan yang sudah dilaksanakan, misalnya jumlah zakat yang terkumpul dan disalurkan, jumlah paket sembako yang dibagikan, kegiatan buka puasa bersama yang diselenggarakan, atau lomba-lomba Ramadhan yang diadakan.
- Pemberian Penghargaan/Apriasi: Penghargaan kepada individu atau kelompok yang aktif berkontribusi selama Ramadhan, misalnya panitia Ramadhan yang paling solid, atau peserta program Ramadhan yang paling rajin.
- Diskusi Panel atau Halaqah: Sesi diskusi yang lebih mendalam tentang isu-isu keagamaan, sosial, atau keorganisasian yang relevan dengan konteks Muhammadiyah dan masyarakat Makassar.
- Penampilan Seni Islami: Qasidah, nasyid, atau penampilan seni lainnya yang bernafaskan Islam untuk menambah semarak acara.
- Pameran Produk UMKM Anggota: Jika memungkinkan, bisa juga ada stan-stan kecil yang memamerkan dan menjual produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) milik anggota Muhammadiyah, sebagai bentuk dukungan ekonomi jamaah.
Berikut adalah contoh sederhana struktur acara Syawalan yang bisa digambarkan dalam bentuk tabel:
Waktu (Contoh) | Acara | Keterangan |
---|---|---|
09:00 - 09:30 | Registrasi dan Silaturahmi Awal | Saling bertegur sapa antarpeserta |
09:30 - 10:00 | Pembukaan | Pembacaan ayat suci Al-Qur’an, Sambutan |
10:00 - 11:00 | Laporan Kegiatan Ramadhan & Evaluasi | Penyampaian oleh Panitia Ramadhan/Pimpinan |
11:00 - 12:30 | Tausiyah Inti: Menjaga Taqwa Pasca-Ramadhan | Disampaikan oleh Tokoh Muhammadiyah |
12:30 - 13:30 | Ishoma (Istirahat, Shalat, Makan) | Shalat Zuhur Berjamaah, Makan Siang |
13:30 - 14:30 | Sesi Silaturahmi & Saling Memaafkan | Berjabat Tangan, Beramah Tamah |
14:30 - 15:00 | Penutup | Doa Bersama |
Struktur ini tentu bisa bervariasi, tapi intinya adalah menciptakan ruang untuk refleksi spiritual, penguatan hubungan antarindividu, dan konsolidasi organisasi.
Semangat Beramal Saleh Berkelanjutan¶
Peserta Syawalan Muhammadiyah Makassar diharapkan pulang membawa semangat baru dan komitmen yang lebih kuat untuk beramal saleh tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi sepanjang waktu. Taqwa itu bukan hanya tentang shalat, puasa, dan ibadah ritual lainnya, tapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan sesama, menjaga lingkungan, berkontribusi untuk kebaikan umat dan bangsa.
Muhammadiyah dengan berbagai amal usahanya (sekolah, universitas, rumah sakit, panti asuhan, dll.) menyediakan wadah yang luas bagi anggotanya untuk mengimplementasikan nilai-nilai takwa dalam bentuk amal nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Semangat yang didapat dari Syawalan ini diharapkan mendorong partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan Muhammadiyah di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan dakwah.
Momen Syawalan ini juga menjadi ajang untuk memperbarui niat. Niat untuk terus berjuang melawan hawa nafsu, niat untuk terus meningkatkan kualitas diri, niat untuk terus menebar kebaikan di mana pun kita berada. Makassar sebagai kota besar di timur Indonesia tentu memiliki tantangan dan peluang tersendiri. Semangat takwa yang bersemi di hati para Muhammadiyin Makassar diharapkan mampu menjadi motor penggerak kebaikan di tengah masyarakat, membawa perubahan positif, dan menjadi teladan bagi yang lain.
Ini semua sejalan dengan Manhaj Tarjih Muhammadiyah yang selalu menekankan pentingnya integrasi antara ibadah ritual (habluminallah) dan ibadah sosial (habluminannas). Takwa yang sejati tercermin dari keduanya. Seseorang yang bertaqwa tidak hanya saleh secara pribadi, tapi juga saleh secara sosial, yaitu memberikan manfaat dan kebaikan bagi lingkungannya.
Penutup Penuh Harapan¶
Syawalan Muhammadiyah Makassar adalah bukti bahwa semangat Ramadhan tidak berakhir begitu saja. Ia terus dipupuk, disirami, dan dijaga agar bersemi sepanjang tahun. Ini adalah upaya kolektif untuk memastikan bahwa pelajaran dan nilai-nilai berharga yang kita peroleh selama sebulan penuh perjuangan itu tidak menguap begitu saja, melainkan terinternalisasi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari diri kita sebagai seorang Muslim, sebagai anggota Muhammadiyah, dan sebagai warga negara Indonesia yang bertaqwa.
Semoga semangat takwa dari Ramadhan ini benar-benar terus bersemi di hati setiap individu, keluarga, dan seluruh jamaah Muhammadiyah di Makassar, membawa kebaikan yang meluas dan menjadi cahaya di tengah masyarakat.
Gimana menurut kalian? Pernah ikut acara Syawalan kayak gini? Atau punya pengalaman menarik soal menjaga semangat Ramadhan setelah Idul Fitri? Yuk, sharing ceritanya di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar