Intip Daftar Buku Best Seller Gramedia Bulan Ini: Ada Favoritmu?

Daftar Isi

Setelah kesuksesan buku pertamanya, Eragon, cerita berlanjut di Eldest yang dimulai tepat setelah beberapa peristiwa penting di buku pertama. Novel ini melanjutkan petualangan Eragon dan naganya, Saphira, yang berfokus pada perjalanan Eragon menuju tempat pelatihan lanjutan sebagai penunggang naga. Selain itu, cerita juga mengikuti sepupu Eragon yang memimpin penduduk Carvahall pindah ke Surda untuk bergabung dengan kaum Varden, yang dipimpin oleh Nasuada, penerus ayahnya, Ajihad. Buku ini memperluas cakupan dunia Alagaësia dan memperkenalkan banyak karakter serta intrik politik baru.

Buku Eldest Christopher Paolini

Eldest adalah seri kedua dari The Inheritance Cycle, karya penulis fantasi asal Amerika, Christopher Paolini. Buku ini diterbitkan pada 23 Agustus 2005 dan, seperti Eragon, berhasil menjadi bestseller versi The New York Times. Hingga kini, Eldest sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, memungkinkan pembaca di seluruh dunia menikmati kisah epik ini. Jika kamu menyukai novel fantasi bertema naga, dunia sihir yang kaya, dan petualangan yang menguji keberanian, karya Christopher Paolini ini wajib masuk daftar bacaanmu untuk melengkapi seri pertamanya.

Sebelum membaca Eldest, Grameds sebaiknya sudah membaca seri pertamanya, Eragon, agar cerita bisa dinikmati dengan utuh dan kamu bisa memahami latar belakang serta hubungan antar karakter. Eldest secara langsung melanjutkan plot dari akhir Eragon, sehingga pemahaman terhadap peristiwa sebelumnya sangat krusial. Jika sudah menyelesaikan Eragon dan penasaran dengan kelanjutan nasib Eragon, Saphira, dan kaum Varden, jangan ragu melanjutkan ke seri kedua ini yang menawarkan pengembangan karakter dan dunia yang lebih dalam.

Sinopsis Buku Eldest

Petualangan Eragon dan naganya, Saphira, kembali berlanjut setelah mereka berhasil menahan serangan para utusan Raja Galbatorix dalam pertempuran sengit di Farthen Dûr. Namun, kemenangan itu tidak datang tanpa harga, markas kaum Varden kini porak-poranda akibat pertempuran hebat tersebut. Di tengah kekacauan ini, Nasuada, putri Ajihad yang baru saja meninggal, diangkat sebagai pemimpin baru Varden, sebuah posisi yang membawa harapan sekaligus kontroversi di kalangan para pejuang pemberontak. Eragon dan Saphira, yang telah bersumpah setia untuk mendukung perjuangan mereka melawan tirani Galbatorix, diberi tugas penting.

Mereka dikirim ke negeri para Elf yang mistis, Ellesméra, di hutan Du Weldenvarden, guna melanjutkan pelatihan mereka dalam sihir dan ilmu pedang, yang merupakan kunci penting untuk menjadi penunggang naga sejati yang kuat dan bijaksana. Perjalanan ke Ellesméra sendiri bukanlah hal mudah, penuh rintangan dan memerlukan kebijaksanaan. Di Ellesméra, mereka disambut dengan penuh kehormatan oleh para Elf, termasuk Ratu Islanzadí, yang menyimpan hubungan khusus dengan Arya, seorang elf yang sudah dekat dengan Eragon dan Saphira sejak awal petualangan mereka. Pelatihan Eragon di bawah bimbingan naga Penunggang kuno, Oromis, dan naganya yang emas, Glaedr, dimulai dengan intensitas tinggi.

Proses pelatihan ini sangat menantang dan melelahkan, tidak hanya mengasah kemampuan bertarung dan sihir Eragon hingga batasnya, tetapi juga memaksanya untuk mempelajari bahasa kuno yang merupakan dasar dari semua sihir. Eragon juga harus menghadapi luka fisik dan emosional yang dideritanya di pertempuran sebelumnya. Saphira pun tidak luput dari tantangan; ia harus beradaptasi dengan tuntutan baru di lingkungan Elven yang asing dan penuh misteri, mempelajari sejarah naganya dan menemukan kekuatan serta kebijaksanaan yang terpendam dalam dirinya.

Sementara itu, cerita beralih ke kampung halaman Eragon, Carvahall, di mana sepupunya, Roran, menghadapi penderitaan dan kemarahan yang mendalam setelah serangan brutal dari antek-antek Raja Galbatorix, Ra’zac, yang menculik kekasihnya, Katrina, dan membunuh ayahnya. Teror dari utusan Galbatorix terus menghantui penduduk desa yang tersisa, memaksa Roran, yang sebelumnya adalah seorang petani biasa, untuk mengambil peran kepemimpinan yang tidak terduga. Ia harus merancang strategi demi bertahan hidup dan melindungi orang-orang yang ia sayangi dari ancaman yang mengerikan.

Keputusan sulit pun diambil oleh Roran dan penduduk desa: mereka harus meninggalkan kampung halaman mereka, Carvahall, demi keselamatan dan masa depan yang lebih baik. Perjalanan yang melelahkan dan penuh bahaya menanti mereka saat mereka berusaha melarikan diri dari kejaran pasukan Raja dan mencari perlindungan, membuka babak baru yang tak kalah dramatis dalam perjuangan melawan kekuasaan gelap yang mengancam seluruh negeri Alagaësia. Seperti Eragon di Ellesméra, Roran dan sejumlah penduduk Carvahall harus menghadapi perjalanan panjang dengan bayang-bayang ketakutan dan ketidakpastian, menguji batas ketahanan fisik dan mental mereka.

Secara paralel, kita juga melihat sekilas perjuangan Nasuada dalam memimpin Varden. Ia harus menghadapi intrik politik, kekurangan sumber daya, dan keraguan dari beberapa faksi dalam aliansi pemberontak. Kepemimpinannya diuji, dan dia menunjukkan kekuatan serta kecerdasan yang luar biasa dalam menyatukan Varden dan merencanakan langkah selanjutnya melawan Kekaisaran. Ketiga alur cerita ini – pelatihan Eragon di Ellesméra, pelarian Roran dari Carvahall, dan kepemimpinan Nasuada di Varden – berjalan secara terpisah untuk sebagian besar buku, namun masing-masing krusial bagi perkembangan narasi dan konflik yang lebih besar.

Buku ini menampilkan pertumbuhan yang signifikan pada karakter Eragon, Roran, dan Nasuada. Eragon belajar menguasai kekuatan barunya, Roran bertransformasi menjadi pemimpin tangguh, dan Nasuada menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin politik dan militer. Masing-masing menghadapi tantangan unik yang membentuk mereka menjadi individu yang lebih kuat dan siap untuk peran mereka dalam perang yang akan datang.

Profil Penulis Buku Eldest – Christopher Paolini

Christopher James Paolini lahir di Los Angeles, California, pada 17 November 1983. Ia adalah seorang novelis dan penulis skenario asal Amerika yang meraih kesuksesan besar di usia yang sangat muda. Keunikan latar belakangnya, termasuk pendidikan homeschooling, tampaknya memberinya ruang untuk mengembangkan imajinasi dan bakat menulisnya sejak dini. Pada usia 19 tahun, Paolini berhasil mencapai puncak karir penulis dengan menjadi penulis terlaris versi The New York Times, sebuah pencapaian yang luar biasa.

Ia dikenal luas lewat karya epik The Inheritance Cycle, sebuah saga fantasi yang memikat jutaan pembaca di seluruh dunia. Seri ini terdiri dari empat novel utama: Eragon, Eldest, Brisingr, dan Inheritance, serta kumpulan cerita pendek lanjutan yang memperkaya dunia Alagaësia berjudul The Fork, The Witch and The Worm. Seri ini tidak hanya dikenal karena cerita petualangannya yang seru, tetapi juga karena kedalaman world-building-nya.

Paolini tumbuh besar di Paradise Valley, Montana, bersama keluarganya—orang tua Kenneth Paolini dan Talita Hodgkinson, serta adik perempuannya, Angela Paolini. Lingkungan pedesaan yang luas dan dikelilingi alam pegunungan Montana mungkin turut menginspirasi latar fantasi yang ia ciptakan. Ia memiliki darah keturunan Italia dari pihak ayah, dengan kakek yang lahir di Roma, dan masih memiliki kerabat di sana, menambahkan sentuhan multikultural pada latar belakangnya. Baik Paolini maupun adiknya menempuh pendidikan di rumah (homeschooling), yang memberinya fleksibilitas waktu untuk mengejar minatnya dalam membaca dan menulis secara intensif.

Paolini menyelesaikan sekolah menengah atas pada usia 15 tahun melalui program korespondensi terakreditasi dari American School of Correspondence di Lansing, Illinois. Setelah lulus, alih-alih langsung melanjutkan ke jenjang universitas, Christopher Paolini memilih untuk fokus pada karier menulisnya. Ia mulai dengan menulis novel pertama berjudul Eragon, sebuah proyek yang ia kerjakan selama beberapa tahun. Novel ini menjadi awal dari seri empat buku lainnya yang berlatar di dunia mitos Alagaësia yang penuh dengan naga, elf, kurcaci, dan makhluk fantasi lainnya.

Pada tahun 2002, Eragon diterbitkan untuk pertama kali oleh Paolini International LLC, perusahaan penerbitan milik orang tua Christopher. Ini adalah langkah awal yang berani yang memungkinkan buku tersebut beredar secara independen sebelum dilirik oleh penerbit besar. Untuk mempromosikan Eragon, Christopher melakukan tur promosi yang tidak biasa. Ia mengunjungi lebih dari 135 sekolah dan perpustakaan di seluruh Amerika Serikat, melakukan diskusi, membaca kutipan dari bukunya, dan mengadakan sesi menulis bersama para siswa dan pembaca. Pendekatan personal ini sangat efektif dalam membangun basis penggemar awal.

Dalam banyak acara promosi tersebut, ia sering mengenakan kostum abad pertengahan yang mencolok, lengkap dengan kemeja merah, celana hitam mengembang, sepatu bot bertali, dan topi hitam yang khas, menambah kesan fantasi pada penampilannya dan membuatnya mudah diingat. Selain menulis ceritanya, Christopher juga menunjukkan bakat seninya dengan menggambar sampul edisi pertama Eragon, menampilkan mata naga Saphira yang ikonis. Ia juga menggambar peta dunia Alagaësia yang disertakan di dalam buku, membantu pembaca membayangkan dunia yang ia ciptakan.

Pada 23 Agustus 2005, sekuel Eragon yang berjudul Eldest dirilis dan langsung mengikuti kesuksesan pendahulunya. Buku ketiga, Brisingr, menyusul pada 20 September 2008. Awalnya, seri The Inheritance Cycle direncanakan sebagai trilogi, namun seiring perkembangan cerita dan dunia yang semakin luas, Christopher memutuskan bahwa cerita memerlukan satu buku lagi untuk menyelesaikannya. Ia akhirnya merilis buku keempat berjudul Inheritance pada 8 November 2011. Buku terakhir ini diterbitkan secara luas di AS, Australia, Selandia Baru, Uni Eropa, dan India, kemudian diterjemahkan dan diterbitkan di 53 negara, menunjukkan jangkauan global dari popularitas seri ini.

Pada bulan Desember 2006, Fox 2000 merilis film adaptasi dari novel Eragon di bioskop di seluruh dunia. Film ini menarik perhatian publik terhadap seri ini, meskipun penerimaan kritisnya beragam dibandingkan dengan bukunya. Film ini menghasilkan pendapatan kotor domestik dan internasional gabungan sebesar $249.488.115 US Dollar dengan anggaran produksi sekitar $100.000.000. Meskipun adaptasi film pertama tidak menghasilkan sekuel, kesuksesan buku-bukunya terus berlanjut. Christopher Paolini terus menulis dan menjelajahi genre lain, termasuk fiksi ilmiah dengan novel To Sleep in a Sea of Stars.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Eldest

Setiap buku dalam sebuah seri panjang tentu memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik. Eldest, sebagai seri kedua dari The Inheritance Cycle, membawa sejumlah kelebihan yang membuatnya tetap menarik bagi penggemar, tetapi juga beberapa kekurangan yang mungkin dirasakan oleh sebagian pembaca. Memahami aspek-aspek ini bisa membantu menentukan apakah buku ini sesuai dengan selera membacamu.

Kelebihan Buku Eldest

Di buku keduanya ini, penulis memberikan sudut pandang baru yang memperkaya narasi. Jika di Eragon kita sebagian besar hanya melihat dari sudut pandang Eragon, di Eldest kita mendapatkan perspektif tambahan dari tokoh-tokoh selain Eragon, seperti sepupunya, Roran, dan pemimpin Varden, Nasuada. Dengan menghadirkan perspektif yang berbeda ini, pembaca bisa melihat cerita dari sisi lain, memahami konflik yang lebih luas, serta menyelami motivasi dan perjuangan karakter lain secara lebih mendalam, tidak hanya terfokus pada Penunggang Naga.

Christopher Paolini berhasil menyatukan ketiga sudut pandang tersebut dengan rapi, meskipun ditulis secara terpisah dalam bab-bab yang bergantian. Transisi antar sudut pandang terasa mulus, sehingga alur cerita tetap saling terhubung dan terasa utuh, memberikan gambaran yang komprehensif tentang apa yang terjadi di berbagai belahan Alagaësia secara bersamaan. Ini membuat dunia terasa lebih hidup dan dinamis.

Dunia sihir, naga, peri (elf), dan kurcaci digambarkan dengan sangat detail dan matang dalam Eldest. Paolini menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan budaya, sejarah, dan cara hidup masing-masing ras. Latar tempat seperti Ellesméra, Surda, dan sisa-sisa Carvahall, serta perkembangan waktu cerita disusun dengan cermat, lengkap dengan sejarah kuno Alagaësia, berbagai upacara budaya, dan sistem sihir yang kompleks yang memperkaya dunia fantasi ini.

Detail yang kaya ini membantu pembaca membayangkan dunia fantasi Eragon secara hidup dan membuat perjalanan eksplorasi ke berbagai ras dan lokasi terasa semakin nyata dan imersif. Deskripsi yang mendalam ini juga membuat karakter Eragon, meskipun masih muda, terlihat melakukan perjalanan yang monumental dan penuh pembelajaran.

Gaya penulisan Paolini mudah dipahami, langsung ke pokok cerita, namun tetap kaya dengan detail deskriptif yang mampu membangkitkan emosi pembaca. Cerita ini mengikuti perjalanan Eragon, seorang pemuda biasa yang tumbuh di peternakan, namun dipanggil oleh takdir untuk menghadapi tantangan besar demi kebaikan bersama dan kehancuran tirani Galbatorix. Sepanjang cerita, pembaca akan diajak melalui banyak kisah yang penuh emosi, tantangan, dan membutuhkan kesabaran, menjadikan pengalaman membaca semakin mendalam dan berkesan karena kita melihat Eragon tumbuh dan menghadapi kesulitan demi kesulitan.

Kekurangan Buku Eldest

Buku Eldest ini memang menceritakan perjalanan Eragon dan beberapa tokoh baru yang seru dan semakin menegangkan seiring berjalannya waktu. Namun, pada beberapa bagian, terutama di pertengahan buku, alurnya akan terasa agak lambat. Ini karena penulis mendedikasikan banyak halaman untuk pengembangan karakter dan detail dunia, seperti pelatihan Eragon di Ellesméra dan perjalanan panjang Roran.

Mengingat bahwa satu buku ini bisa mencapai 600 halaman atau lebih, pacing yang lambat ini mungkin terasa menuntut bagi pembaca yang mengharapkan aksi cepat. Misalnya, Eragon sendiri membutuhkan sekitar 300 halaman hanya untuk bepergian ke Ellesméra dan mendalami ilmu sihir serta filosofi Penunggang Naga di bawah bimbingan Oromis. Sementara itu, sekitar 300 halaman lainnya menceritakan perjuangan sepupunya, Roran, untuk melarikan diri dari Ra’zac, memimpin penduduk desa, dan melakukan perjalanan melelahkan ke Surda untuk mencari Varden. Alokasi halaman ini berarti hanya tersisa sekitar 60 halaman untuk pertempuran besar yang ditunggu-tunggu di akhir buku dan reuni antara Roran dan Eragon.

Selain fokus pada Eragon dan naganya, buku ini juga memperkenalkan banyak tokoh baru yang jumlahnya semakin bertambah, baik di sisi Varden, Elf, maupun karakter yang berinteraksi dengan Roran. Karena waktu dan ruang yang terbatas untuk mengembangkan setiap karakter baru secara mendalam dalam satu buku, pembaca mungkin belum sempat mengenal karakter-karakter tersebut secara intim, sehingga penambahan tokoh baru ini bisa membuat pembaca sedikit kewalahan di awal dan harus berusaha mengingat ulang peran masing-masing karakter baru.

Namun, penting dicatat bahwa meskipun terasa banyak, kehadiran tokoh-tokoh baru ini bukan sekadar pelengkap—mereka membawa latar belakang, kemampuan, dan kejutan-kejutan unik yang membuat cerita secara keseluruhan semakin kompleks, menarik, dan memikat perhatian pembaca di buku ini dan seri selanjutnya.

Penutup

Nah, Grameds, itu dia ulasan singkat tentang buku Eldest, seri kedua dari The Inheritance Cycle karya Christopher Paolini. Buku ini sangat cocok buat kamu yang menyukai cerita fantasi epik yang dipenuhi dengan elemen naga yang gagah, sihir yang misterius, dan peperangan skala besar antara kekuatan baik dan jahat. Selain ketegangan dari petualangan dan pertempuran, kamu juga akan diajak mengikuti perjalanan hidup para tokoh, pertumbuhan mereka dalam menghadapi kesulitan, serta berbagai konflik politik dan pribadi yang diselingi sedikit bumbu romansa yang manis.

Mengingat bahwa Eldest adalah buku kedua dari seri empat buku, sangat disarankan agar kamu sudah membaca buku pertamanya, Eragon, sebelum melanjutkan ke seri ini. Alur cerita Eldest secara langsung melanjutkan dari akhir Eragon, dan pemahaman terhadap peristiwa, karakter, dan latar belakang yang sudah terbangun di buku pertama akan sangat membantu kamu dalam menikmati Eldest sepenuhnya.

Kalau Grameds tertarik membaca Eldest dan seri The Inheritance Cycle lainnya, kamu bisa mendapatkannya di Gramedia.com atau toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia selalu menjadi #SahabatTanpaBatas yang mendukung Grameds menambah wawasan dan menjelajahi dunia baru melalui buku berkualitas dan original. Dengan membaca, kamu bisa terus mendapatkan informasi dan hiburan #LebihDenganMembaca.

Berikut video yang mungkin menarik terkait seri ini:

Video Placeholder

Semoga ulasan ini membantumu memutuskan untuk menambah koleksi bacaan fantasi epikmu! Apakah kamu sudah membaca seri Inheritance Cycle? Buku mana yang jadi favoritmu sejauh ini? Bagikan pendapatmu di kolom komentar ya!

Rekomendasi Buku Terkait

1. Eragon

Ini adalah awal dari segalanya. Suatu hari Eragon, anak petani miskin berusia lima belas tahun yang tinggal di Alagaësia, menemukan “batu” biru yang indah di pegunungan Spine. Ternyata batu itu adalah telur naga yang menetas! Ditemani Brom si pendongeng tua yang ternyata menyimpan banyak rahasia, dan naga yang dinamainya Saphira, Eragon memulai perjalanan tak terduga. Ia belajar berbagai hal mengenai sejarah Alagaësia, takdir Penunggang Naga, serta menguasai ilmu sihir dan ilmu pedang.

Brom juga mengajarkan Eragon banyak hal karena ternyata Eragon adalah penerus klan kuno para Penunggang Naga, sebuah ordo kuat yang punah akibat ditumpas Raja Galbatorix yang kejam dan naganya. Berbekal ilmu dari Brom, Eragon bertekad membangun kembali klan Penunggang Naga dan mengalahkan Galbatorix, meskipun itu berarti ia harus menghadapi berbagai makhluk ajaib yang berbahaya seperti elf, kurcaci, Urgal yang buas, Ra’zac yang mengerikan, dan Shade yang memiliki ilmu jauh lebih tinggi daripada dirinya. Eragon adalah fondasi dari seluruh seri ini, memperkenalkan dunia, karakter utama, dan konflik besar yang akan berkembang di buku-buku selanjutnya.

2. Brisingr

Eragon, sang Penunggang Naga, dan naganya, Saphira, berhasil bertahan hidup dan meraih kemenangan yang pahit setelah pertempuran kolosal melawan para prajurit Kekaisaran di Dataran Membara yang menelan banyak korban. Namun, perjuangan mereka masih jauh dari selesai; masih banyak tantangan yang harus dihadapi sang Penunggang dan naganya ini. Eragon memiliki janji pribadi yang harus ditepati: ia harus menyelamatkan Katrina, kekasih Roran, yang diculik dari cengkeraman Raja Galbatorix.

Tetapi tanggung jawabnya tidak hanya itu. Kaum Varden yang memberontak, serta sekutu mereka dari ras elf dan kurcaci, juga sangat membutuhkan kehadiran dan kekuatan sang Penunggang Naga. Ketika keresahan melanda para pemberontak dan bahaya mengincar dari segala arah, termasuk ancaman baru yang tak terduga, Eragon harus menentukan pilihan-pilihan sulit yang akan membawanya ke seluruh penjuru Kekaisaran, bahkan ke tempat-tempat yang belum pernah ia bayangkan. Pilihan-pilihan ini bisa saja memaksanya melakukan pengorbanan tak terbayangkan demi keberhasilan pemberontakan melawan Galbatorix.

3. Warisan: Inheritance

Semua berawal dengan Eragon, bocah petani dari Carvahall yang menemukan telur naga. Dan perjalanan epik itu berakhir dengan Warisan (Inheritance), buku terakhir dalam seri ini. Beberapa waktu lalu, Eragon—yang kini dikenal sebagai Shadeslayer, Penunggang Naga—bukanlah siapa-siapa, hanya bocah petani miskin tanpa masa depan yang jelas. Naganya, Saphira, cuma batu biru misterius yang ditemukan di hutan. Sekarang, nasib seluruh umat manusia, elf, kurcaci, dan makhluk bebas lainnya di Alagaësia berada di tangan mereka berdua.

Latihan keras dan pertempuran selama berbulan-bulan yang panjang membawa kemenangan-kemenangan penting bagi Varden dan sekutunya, memberikan harapan baru bagi Alagaësia yang tertindas, tapi juga duka mencekam akibat kehilangan banyak pejuang pemberani. Namun, pertempuran yang sesungguhnya, ujian terbesar, belumlah terjadi: mereka harus berhadapan langsung dengan Galbatorix, sang Raja tiran yang memiliki kekuatan luar biasa dan naganya yang perkasa. Eragon dan Saphira mesti cukup kuat dan bijaksana untuk mengalahkannya dalam konfrontasi terakhir yang menentukan.

Dan kalau mereka tidak mampu, berarti yang lain tidak punya peluang sama sekali. Tidak ada yang menyangka sang Penunggang Naga muda dan naganya akan mampu mencapai sejauh ini, menantang kekuasaan Galbatorix. Tetapi, sanggupkah mereka menggulingkan si raja jahat dan mengembalikan keadilan serta kedamaian ke Alagaësia yang terluka? Dan kalaupun sanggup meraih kemenangan, seberapa besarkah pengorbanan—baik itu nyawa atau hal lain yang berharga—yang harus dilakukan untuk mencapai kemenangan tersebut? Buku ini menyimpulkan saga besar ini dengan pertarungan klimaks dan penyelesaian nasib para karakternya.

Posting Komentar