Laris Manis! Ini Dia Buku-Buku Best Seller di Gramedia yang Wajib Kamu Baca!

Daftar Isi

Laris Manis! Ini Dia Buku-Buku Best Seller di Gramedia yang Wajib Kamu Baca!

Setelah sukses besar dengan buku pertamanya, Eragon, kisah fantastis di dunia Alagaësia berlanjut dalam Eldest. Cerita di novel kedua ini dimulai persis setelah kejadian-kejadian penting di akhir buku pertama. Kita akan kembali mengikuti petualangan seru Eragon, si Penunggang Naga muda, bareng naganya yang perkasa, Saphira. Fokus utama di Eldest adalah perjalanan Eragon buat menjalani pelatihan lanjutan sebagai seorang Penunggang Naga sejati di negeri para Elf.

Tapi nggak cuma petualangan Eragon aja yang diceritakan. Novel ini juga mengikuti kisah sepupu Eragon, Roran. Setelah desa mereka, Carvahall, diserang, Roran memimpin penduduk yang tersisa buat pindah ke Surda. Mereka bergabung dengan kaum Varden, kelompok pemberontak yang kini dipimpin oleh Nasuada, putri mendiang Ajihad. Jadi, kita bakal dapat cerita dari beberapa sudut pandang yang berbeda nih, bikin ceritanya makin kaya dan seru.

Eldest adalah seri kedua dari The Inheritance Cycle, saga fantasi epic yang ditulis oleh Christopher Paolini. Penulis asal Amerika ini memang jago banget meramu cerita fantasi yang mendebarkan. Buku ini pertama kali dirilis pada 23 Agustus 2005 dan, sama kayak pendahulunya, langsung jadi bestseller versi The New York Times. Nggak cuma itu, Eldest juga udah diterjemahkan ke berbagai bahasa di seluruh dunia, termasuk Bahasa Indonesia, biar makin banyak pembaca yang bisa menikmati kisahnya.

Kalau kamu penggemar berat cerita fantasi, apalagi yang ada naga, sihir, dan pertempuran serunya, The Inheritance Cycle karya Christopher Paolini ini beneran wajib masuk daftar bacaanmu. Kisahnya tuh kompleks, karakternya kuat, dan world-building-nya detail banget. Dijamin bikin kamu betah berlama-lama di dunia Alagaësia.

Penting banget nih, sebelum lanjut baca Eldest, pastikan kamu udah menamatkan seri pertamanya, Eragon. Soalnya, Eldest ini langsung nyambung dari akhir Eragon, jadi biar ceritanya bisa dinikmati secara utuh dan kamu nggak kebingungan sama latar belakang karakternya. Setelah selesai baca Eragon dan makin penasaran, langsung aja deh sambar Eldest buat melanjutkan petualangan seru ini! Di bagian selanjutnya, kita bakal bedah sinopsisnya lebih dalam, kenalan sama penulisnya, dan lihat apa kata pembaca lain tentang buku ini.

Sinopsis Buku Eldest

Petualangan Eragon dan Saphira kembali berlanjut setelah mereka berhasil menahan serangan mendadak dari utusan Raja Galbatorix yang jahat. Pertempuran di Farthen Dûr memang berhasil dimenangkan, tapi markas besar kaum Varden itu kini porak-poranda. Kehilangan Ajihad, pemimpin mereka, juga meninggalkan duka mendalam. Di tengah kekacauan ini, Nasuada, putri Ajihad yang masih muda, diangkat sebagai pemimpin baru kaum Varden. Keputusan ini membawa harapan baru bagi pemberontak, tapi juga menimbulkan kontroversi di antara para pengikutnya yang ragu akan kemampuannya memimpin di masa sulit.

Eragon dan Saphira, yang sudah berjanji setia pada perjuangan Varden dan Nasuada, pun mendapatkan tugas penting. Mereka harus melakukan perjalanan jauh ke negeri para Elf, Ellesméra. Tujuannya adalah melanjutkan pelatihan intensif yang sangat mereka butuhkan. Pelatihan ini nggak cuma ngasah kemampuan sihir dan ilmu pedang mereka aja, tapi juga mendalami bahasa kuno yang merupakan kunci utama bagi setiap Penunggang Naga. Inilah jalan yang harus ditempuh Eragon buat mencapai potensi penuhnya dan siap menghadapi ancaman yang lebih besar dari Galbatorix.

Di Ellesméra, Eragon dan Saphira disambut dengan hangat dan penuh penghormatan oleh bangsa Elf. Mereka bertemu dengan Ratu Islanzadi, penguasa Elf, yang ternyata punya hubungan istimewa dengan Arya, seorang Elf yang sebelumnya sudah dekat dengan Eragon. Ratu Islanzadi dan para guru Elf lainnya mulai membimbing Eragon dan Saphira dalam latihan yang super berat dan melelahkan. Eragon harus belajar mengendalikan sihirnya dengan presisi, menyempurnakan teknik pedangnya, dan memahami kedalaman bahasa kuno yang bisa menghubungkannya dengan Saphira dan sumber sihir alam semesta.

Bagi Saphira pun, pelatihan ini bukan hal mudah. Dia harus beradaptasi dengan tuntutan baru sebagai naga Penunggang yang terlatih, belajar terbang dan bertarung dengan lebih efektif, serta memahami perannya yang krusial dalam perjuangan melawan kejahatan. Lingkungan Ellesméra yang asing, meskipun indah dan penuh misteri, juga menjadi tantangan tersendiri bagi naga muda itu. Mereka berdua harus mendorong batas kemampuan mereka demi bisa menjadi duo Penunggang Naga yang tangguh, seperti legenda di masa lalu.

Sementara Eragon sibuk berlatih di negeri Elf, di tempat lain, tepatnya di desa Carvahall, sepupunya, Roran, menghadapi penderitaan dan kemarahan yang mendalam. Setelah serangan brutal Ra’zac yang menghancurkan desanya dan menculik kekasihnya, Katrina, Roran bersumpah balas dendam. Teror dari utusan Galbatorix terus menghantui, memaksa Roran dan penduduk desa yang tersisa buat mencari cara bertahan hidup. Mereka nggak bisa lagi tinggal di Carvahall yang sudah nggak aman.

Setelah melalui banyak pertimbangan dan kesulitan, Roran dan penduduk desa akhirnya mengambil keputusan yang sangat sulit: mereka harus meninggalkan kampung halaman mereka yang tercinta. Ini bukan sekadar pindah biasa, tapi sebuah eksodus besar demi keselamatan dan mencari tempat berlindung baru. Roran, yang awalnya hanya seorang pemuda biasa, kini harus memikul tanggung jawab besar memimpin orang-orangnya melewati perjalanan yang berbahaya. Perjalanan ini bakal membuka babak baru dalam perjuangan mereka melawan kekuasaan gelap yang dipimpin oleh Galbatorix.

Seperti Eragon, Roran dan rombongan penduduk Carvahall harus menghadapi perjalanan panjang yang penuh tantangan dan bahaya. Mereka terus dihantui bayang-bayang ketakutan akan serangan musuh yang bisa datang kapan saja. Di tengah kesulitan itu, Roran menunjukkan keberanian dan kepemimpinan yang luar biasa, membuktikan bahwa pahlawan bisa lahir dari mana saja, bahkan dari seorang petani biasa yang kehilangan segalanya. Kedua alur cerita ini, petualangan Eragon di Ellesméra dan perjalanan Roran menuju Surda, berjalan paralel dan perlahan menuju satu titik krusial yang akan menentukan nasib Alagaësia.

Profil Penulis - Christopher Paolini

Penulis hebat di balik The Inheritance Cycle adalah Christopher James Paolini. Dia lahir di Los Angeles, California, pada 17 November 1983. Paolini adalah seorang novelis dan penulis skenario yang namanya melejit banget di usia yang masih sangat muda. Bayangin aja, di umur 19 tahun, dia udah berhasil jadi penulis bestseller versi The New York Times! Prestasi ini diraih berkat novel pertamanya, Eragon.

Paolini dikenal luas lewat seri bukunya, The Inheritance Cycle, yang awalnya direncanain cuma tiga buku tapi akhirnya jadi empat. Seri ini meliputi novel Eragon, Eldest, Brisingr, dan Inheritance. Belakangan, dia juga nulis kumpulan cerita pendek lanjutan berjudul The Fork, The Witch, and the Worm, yang masih berlatar di dunia Alagaësia.

Dia tumbuh besar di Paradise Valley, Montana, bareng keluarganya. Ayahnya bernama Kenneth Paolini dan ibunya Talita Hodgkinson. Dia juga punya adik perempuan yang bernama Angela Paolini. Ada fakta menarik nih, Paolini punya darah keturunan Italia dari ayahnya, bahkan kakeknya lahir di Roma dan dia masih punya kerabat di sana. Baik Christopher maupun adiknya menempuh pendidikan di rumah alias homeschooling. Christopher menyelesaikan setara sekolah menengah atas di usia 15 tahun melalui program korespondensi terakreditasi.

Setelah lulus homeschooling, Paolini langsung tancap gas memulai karier menulisnya. Novel pertamanya, Eragon, yang jadi cikal bakal The Inheritance Cycle itu, pertama kali diterbitkan pada tahun 2002. Tapi uniknya, penerbit awalnya adalah perusahaan milik orang tuanya sendiri, Paolini International LLC. Ini menunjukkan betapa besar dukungan keluarganya terhadap bakat menulisnya.

Untuk mempromosikan Eragon, Paolini melakukan tur keliling Amerika Serikat lho. Dia mengunjungi lebih dari 135 sekolah dan perpustakaan, ngadain diskusi, baca bareng, dan sesi menulis sama siswa dan pembaca. Dia beneran totalitas dalam promosi, seringkali dia tampil dengan kostum ala abad pertengahan, lengkap dengan kemeja merah, celana hitam gombrong, sepatu bot tali, dan topi hitam khasnya. Penampilan ini bikin dia mudah diingat dan menambah kesan fantasi dari bukunya.

Selain nulis, Christopher Paolini juga punya bakat seni. Dia sendiri yang menggambar sampul edisi pertama Eragon yang menampilkan mata naga Saphira. Dia juga menggambar peta dunia Alagaësia yang ada di dalam buku. Multitalenta banget ya!

Sekuel Eragon, Eldest, dirilis pada 23 Agustus 2005, nggak lama setelah Eragon meledak di pasaran. Kemudian disusul buku ketiga, Brisingr, pada 20 September 2008. Seperti yang disebutin tadi, awalnya The Inheritance Cycle direncanain jadi trilogi, tapi saking luasnya cerita dan dunia yang dibangun, Christopher akhirnya memutuskan buat nambah satu buku lagi. Buku keempat yang jadi penutup seri ini, Inheritance, dirilis pada 8 November 2011. Buku-buku Paolini ini diterbitkan secara luas dan diterjemahkan ke berbagai bahasa, menunjukkan popularitasnya di seluruh dunia.

Kesuksesan seri ini bahkan sampai diangkat ke layar lebar. Pada Desember 2006, Fox 2000 merilis film adaptasi dari novel Eragon. Meskipun filmnya dapat respons yang beragam, secara komersial film ini lumayan sukses lho, menghasilkan pendapatan kotor gabungan sekitar $249 juta US Dollar dengan anggaran produksi $100 juta US Dollar. Ini bukti kalau cerita The Inheritance Cycle punya daya tarik global yang kuat.

Christopher Paolini sampai sekarang terus aktif menulis. Dia juga mulai mengeksplorasi genre lain selain fantasi, menunjukkan fleksibilitasnya sebagai penulis. Kisah hidupnya, dari seorang anak homeschooling di Montana sampai jadi penulis bestseller dunia di usia muda, beneran inspiratif banget buat siapa aja yang punya mimpi besar.

Mengupas Kelebihan dan Kekurangan Buku Eldest

Setiap buku pasti punya sisi positif dan negatifnya ya. Eldest sebagai buku kedua dalam seri The Inheritance Cycle juga punya kelebihan dan kekurangan yang layak dibahas. Yuk, kita bedah satu per satu biar kamu makin yakin buat membacanya atau paling nggak, tahu apa yang bakal kamu hadapi saat baca buku setebal ini.

Kelebihan Buku Eldest

Salah satu kelebihan paling menonjol di buku kedua ini adalah Eldest nggak cuma fokus sama Eragon aja. Penulis memberikan sudut pandang baru dari tokoh-tokoh lain yang nggak kalah penting. Kita bisa lihat cerita dari kacamata sepupu Eragon, Roran, dan juga dari Nasuada, pemimpin baru kaum Varden. Dengan adanya perspektif yang berbeda ini, pembaca jadi bisa lebih mendalam memahami konflik yang terjadi dan motivasi di balik tindakan setiap karakter. Kita jadi tahu apa yang dialami Roran di Carvahall atau bagaimana beratnya beban Nasuada memimpin pemberontakan.

Christopher Paolini jago banget menyatukan ketiga sudut pandang ini. Meskipun ceritanya disajikan secara terpisah di bab-bab yang berbeda, alurnya tetap terasa nyambung dan saling terhubung. Nggak ada satu pun plotline yang terasa jalan sendiri-sendiri tanpa kontribusi ke gambaran besar cerita. Ini bikin narasi Eldest terasa utuh dan kompleks, menunjukkan kematangan Paolini sebagai penulis meskipun dia masih muda saat menulis buku ini.

World-building dalam Eldest tuh detail dan matang banget. Dunia fantasi Alagaësia yang dihuni naga, peri, kurcaci, Urgal, dan berbagai makhluk lainnya digambarkan dengan sangat hidup. Latar tempat seperti Ellesméra, Carvahall, atau benteng Varden dideskripsikan dengan cermat, lengkap dengan sejarah, budaya, dan upacara-upacara khas setiap ras. Pengembangan waktu cerita juga terstruktur rapi, bikin pembaca beneran bisa ngebayangin dan merasa seolah-olah ikut menjelajahi dunia itu bareng Eragon. Detail-detail ini bikin kita mudah lupa kalau Eragon sebenarnya masih sangat muda dan baru memulai perjalanannya sebagai Penunggang Naga.

Gaya penulisan Paolini juga patut diacungi jempol. Bahasanya mudah dipahami, nggak terlalu berbelit-belit, tapi di saat yang sama kaya akan detail yang mampu membangkitkan emosi pembaca. Kita bisa ikut merasakan perjuangan, kesedihan, harapan, dan keberanian para karakternya. Cerita Eldest ini intinya adalah perjalanan pertumbuhan Eragon, dari pemuda biasa yang tumbuh di peternakan jadi sosok yang dipanggil buat menghadapi ancaman besar demi kebaikan seluruh negeri. Perjalanan ini penuh liku, butuh kesabaran ekstra dari para tokohnya, dan juga dari pembaca buat menikmati setiap babaknya yang intens.

Kekurangan Buku Eldest

Meski punya banyak kelebihan, Eldest juga punya beberapa kekurangan yang mungkin bisa jadi pertimbangan buat kamu yang mau baca. Salah satu yang paling sering disebut adalah pacing atau alur ceritanya yang terasa lambat di beberapa bagian. Mengingat buku ini cukup tebal, bisa mencapai 600 halaman lebih, ada momen-momen di mana ceritanya terasa berjalan sangat pelan.

Contoh paling jelas ada di bagian awal buku. Eragon butuh ratusan halaman (kira-kira 300 halaman) buat sampai di Ellesméra dan memulai pelatihan sihirnya. Kemudian, porsi yang sama (sekitar 300 halaman) juga dihabiskan buat menceritakan perjalanan Roran yang berusaha melarikan diri dari kejaran Ra’zac dan akhirnya menuju Surda. Alhasil, bagian-bagian ini, meskipun penting buat pengembangan karakter dan world-building, bisa terasa membosankan buat pembaca yang mengharapkan aksi cepat. Baru di sekitar 60 halaman terakhir buku, kita disajikan pertempuran besar dan momen reuni antara Roran dan Eragon. Jadi, kamu emang butuh kesabaran ekstra buat sampai ke bagian puncaknya.

Selain pacing yang lambat, buku ini juga memperkenalkan cukup banyak tokoh baru. Jumlah karakter yang muncul di Eldest memang jadi semakin bertambah, mulai dari pemimpin Varden yang baru, para Elf di Ellesméra, sampai karakter-karakter yang ikut dalam perjalanan Roran. Karena banyaknya tokoh baru dan terbatasnya waktu yang dihabiskan untuk masing-masing karakter (akibat fokus yang terbagi), pembaca mungkin belum sempat mengenal mereka secara mendalam. Ini kadang bisa bikin pembaca sedikit bingung dan harus berusaha keras mengingat-ingat siapa saja tokoh baru itu dan apa peran mereka dalam cerita.

Namun, perlu dicatat juga bahwa kehadiran tokoh-tokoh baru ini bukan sekadar tempelan. Mereka membawa dinamika baru dan kejutan-kejutan unik yang justru membuat cerita The Inheritance Cycle jadi semakin kaya dan menarik. Meskipun butuh waktu buat mengenal mereka, karakter-karakter baru ini punya kontribusi penting dalam pengembangan cerita ke depannya. Jadi, meskipun kadang terasa ‘ramai’ di awal, penambahan tokoh ini sebenarnya memperkuat fondasi cerita untuk seri-seri berikutnya.

Jadi, meskipun ada bagian yang mungkin terasa lambat dan perlu sedikit usaha buat mengingat semua karakter baru, Eldest tetap menawarkan petualangan fantasi yang seru, world-building yang mendalam, dan perkembangan karakter yang menarik. Kamu hanya perlu menyiapkan kesabaran ekstra buat menikmati setiap lembarnya.

Media Pendukung: Melihat Dunia Alagaesia

Buat yang suka visual, kadang membaca buku fantasi tebal kayak Eldest ini butuh sedikit ‘bantuan’ buat membayangkan dunia yang digambarkan. Nah, meskipun artikel ini nggak bisa ngasih visual persis dari bukunya, kita bisa bayangin beberapa hal nih.

Misalnya, buat ngerti struktur seri bukunya The Inheritance Cycle, kamu bisa lihat tabel sederhana ini:

No. Judul Buku Tahun Terbit (Original) Fokus Cerita Utama (di Buku Ini)
1 Eragon 2003 Penemuan Saphira, awal pelatihan, melarikan diri dari Galbatorix.
2 Eldest 2005 Pelatihan lanjutan di Ellesméra, perjalanan Roran, kepemimpinan Varden.
3 Brisingr 2008 Perang melawan Kekaisaran, pencarian item penting, kekuatan baru.
4 Inheritance 2011 Pertarungan terakhir melawan Galbatorix, nasib Alagaësia.
5 The Fork, The Witch, and the Worm (kumpulan cerita) 2018 Cerita setelah seri utama, kehidupan Eragon baru.

Tabel ini membantu kita tahu posisi Eldest dalam keseluruhan saga.

Selain itu, buat yang suka visualisasi hubungan antar karakter atau alur cerita, mungkin diagram sederhana bisa membantu. Bayangin aja diagram Mermaid kayak gini:

mermaid graph TD A[Eragon] --> B[Pelatihan di Ellesméra]; A --> C[Saphira]; C --> B; B --> D[Arya]; B --> E[Ratu Islanzadi]; F[Roran] --> G[Kabur dari Carvahall]; F --> H[Katrina (diculik)]; G --> I[Bergabung dengan Varden]; J[Ajihad] --> K[Nasuada (Pemimpin Baru Varden)]; K --> I; I --> L[Surda]; B --> M[Pertarungan Besar]; I --> M; M --> N[Reuni Eragon & Roran];

Diagram ini mencoba menggambarkan alur utama di Eldest: Eragon ke Ellesméra buat latihan, sementara Roran kabur dari Carvahall dan gabung Varden di Surda. Kedua alur ini bertemu di pertempuran besar dan reuni mereka.

Kalau kamu lebih suka format video buat dapetin gambaran umum atau review tentang serinya, coba deh cari video di YouTube tentang “The Inheritance Cycle Explained” atau “Review Buku Eragon Bahasa Indonesia”. Banyak kok kreator yang bikin rangkuman atau ulasan seri ini, bisa jadi cara seru buat refresh ingatan atau dapetin insight tambahan sebelum atau sesudah baca bukunya. Menonton ringkasan plot atau analisis karakter bisa ngasih sudut pandang baru yang mungkin nggak terpikir pas baca.

Rekomendasi Buku Terkait

Karena Eldest adalah bagian dari sebuah seri, tentunya ada buku-buku lain yang wajib kamu baca kalau suka dengan ceritanya. Ini dia buku-buku lain dalam The Inheritance Cycle:

1. Eragon

Ini dia awal dari semuanya! Buku pertama yang memperkenalkan kita pada dunia Alagaësia dan karakter-karakter utamanya. Ceritanya tentang Eragon, anak petani miskin berusia lima belas tahun, yang hidupnya berubah drastis setelah dia menemukan sebuah ‘batu’ biru indah. Ternyata, batu itu adalah telur naga, dan nggak lama setelah menetas jadi Saphira, Eragon menemukan kalau dia adalah Penunggang Naga terakhir yang tersisa.

Bareng Brom, si pendongeng tua yang ternyata menyimpan banyak rahasia, dan Saphira, Eragon memulai petualangan buat belajar tentang sejarah para Penunggang Naga dan menguasai sihir serta ilmu pedang. Misinya nggak main-main, dia harus siap menghadapi Raja Galbatorix yang kejam, pengkhianat yang menghancurkan klan Penunggang Naga di masa lalu. Dalam perjalanannya, Eragon bakal ketemu berbagai makhluk fantasi lain seperti elf, kurcaci, Urgal, Ra’zac, dan Shade. Buku pertama ini bener-bener fondasi yang seru banget buat seri ini!

2. Brisingr

Setelah membaca Eldest dan mengikuti kelanjutan petualangan Eragon serta perjuangan Roran, buku ketiga, Brisingr, siap menanti. Di buku ini, Eragon dan Saphira berhasil selamat dari pertempuran besar yang menutup Eldest. Tapi tantangan belum berakhir, justru makin berat. Eragon punya janji penting sama sepupunya, Roran, buat menyelamatkan Katrina, kekasih Roran, yang diculik oleh Raja Galbatorix. Janji ini jadi beban sekaligus motivasi besar buat Eragon.

Di sisi lain, kaum Varden, Elf, dan Kurcaci yang berjuang melawan Kekaisaran juga sangat membutuhkan bantuan Eragon sebagai Penunggang Naga. Di tengah keresahan yang melanda kubu pemberontak dan bahaya yang mengincar dari segala arah, Eragon harus membuat pilihan-pilihan sulit. Pilihan-pilihan ini bakal membawanya berkeliling ke seluruh penjuru Kekaisaran, menghadapi musuh-musuh tangguh, dan mungkin saja memaksanya melakukan pengorbanan yang nggak pernah terbayangkan sebelumnya. Buku ini penuh aksi, pengungkapan rahasia, dan pengembangan kekuatan Eragon.

3. Warisan: Inheritance

Inilah puncaknya, buku keempat yang jadi penutup epik The Inheritance Cycle. Semua cerita yang dimulai dari Eragon si bocah petani, akan berakhir di sini. Dulu, Eragon hanyalah pemuda biasa yang nggak punya siapa-siapa, dan naganya Saphira cuma telur biru di hutan. Tapi sekarang, nasib seluruh Alagaësia, nasib ras manusia dan semua makhluk bebas lainnya, ada di tangan mereka berdua.

Berbulan-bulan latihan keras dan pertempuran yang nggak henti-hentinya udah membawa kemenangan dan harapan bagi kaum pemberontak. Tapi, itu juga diwarnai duka yang mencekam akibat kehilangan dan pengorbanan. Pertempuran besar yang sesungguhnya belumlah terjadi. Eragon dan Saphira harus berhadapan langsung dengan sumber kegelapan itu sendiri: Raja Galbatorix. Mereka harus mengumpulkan kekuatan yang cukup buat mengalahkan raja yang sudah berkuasa ratusan tahun itu. Kalau Eragon dan Saphira nggak mampu, nggak ada lagi yang punya kesempatan.

Nggak ada yang menyangka kalau Penunggang Naga muda ini bakal bisa sampai sejauh ini. Tapi, bisakah mereka benar-benar menggulingkan raja tiran itu dan mengembalikan keadilan serta perdamaian ke tanah Alagaësia? Dan kalaupun berhasil, seberapa besar pengorbanan yang harus mereka lakukan? Buku ini akan menjawab semua pertanyaan itu dengan klimaks yang mendebarkan.

Penutup

Nah, Grameds, itu dia ulasan lengkap tentang buku Eldest, seri kedua dari The Inheritance Cycle karya Christopher Paolini. Buku ini beneran jadi bacaan yang pas banget buat kamu yang suka cerita fantasi epic dengan naga, sihir, pertempuran skala besar, dan dunia yang kaya. Di sini, kamu nggak cuma disuguhi ketegangan petualangan dan aksi, tapi juga diajak ngikutin perkembangan karakter para tokoh utamanya, menghadapi konflik moral, dan bahkan diselipin sedikit bumbu romansa yang manis.

Ingat ya, karena Eldest ini adalah kelanjutan langsung dari buku pertama, pastikan kamu sudah baca Eragon dulu biar ceritanya nyambung dan kamu nggak kehilangan feel-nya. Setelah itu, siap-siap deh buat tenggelam dalam petualangan yang lebih luas dan kompleks di Eldest.

Kalau Grameds udah makin penasaran dan pengen segera nambah koleksi seri The Inheritance Cycle, kamu bisa langsung dapetin buku Eldest dan buku-buku lainnya di Gramedia.com atau mampir ke toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia kan selalu jadi #SahabatTanpaBatas yang selalu dukung kamu buat terus nambah wawasan dan hiburan dengan menyediakan buku berkualitas dan pastinya original. Yuk, terus perluas cakrawala kamu #LebihDenganMembaca!

Gimana nih, tertarik buat menyelami dunia Alagaësia bareng Eragon dan Saphira? Atau mungkin kamu udah baca seri ini? Share dong pendapat atau pengalamanmu di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar