Mau Kurban Idul Adha? Ini Tips Pilih Hewan Sehat dari Dosen UGM!
Idul Adha sebentar lagi tiba, momen sakral bagi umat Muslim untuk melaksanakan ibadah kurban. Menyembelih hewan kurban bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi merupakan bentuk ketakwaan dan berbagi. Nah, salah satu aspek paling krusial dalam berkurban adalah memastikan hewan yang dipilih memenuhi syarat sah, terutama dalam hal kesehatan dan usia. Jangan sampai niat baik kita jadi kurang sempurna karena salah memilih hewan, ya!
Menyadari pentingnya pengetahuan ini, Fakultas Peternakan UGM baru-baru ini menggelar pelatihan seru tentang penyembelihan hewan kurban. Pesertanya adalah para panitia dari berbagai masjid di DIY dan Jawa Tengah. Tujuannya jelas, biar panitia makin mantap ilmunya dalam memilih dan menyembelih hewan kurban sesuai syariat dan standar kesehatan. Pelatihan ini jadi bekal berharga menjelang hari H nanti.
Syarat Utama: Usia Hewan yang Pas!¶
Salah satu syarat terpenting agar hewan kurban kita sah adalah usianya yang mencukupi. Dosen Fakultas Peternakan UGM, Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., share tips nih buat mengenali usia hewan kurban yang siap disembelih. Patokannya adalah melihat gigi hewan, atau yang sering disebut dengan istilah “poel”. Poel ini menandakan hewan sudah mengalami pergantian gigi dan dianggap dewasa secara syariat.
Menurut Pak Nanung, tanda gigi poel ini bervariasi tergantung jenis hewannya. Kalau kambing atau domba, biasanya mulai poel di usia sekitar 1 tahun. Untuk sapi, pergantian gigi seri ini umumnya terjadi saat usianya sudah menginjak 2 tahun. Sementara unta, hewan yang kurang umum di Indonesia tapi tetap sah untuk kurban, baru poel di usia 5 tahun. Jadi, cek giginya baik-baik ya!
Gimana Cara Cek Gigi Poel?¶
Proses pergantian gigi pada hewan kurban seperti kambing, domba, dan sapi itu unik. Mereka nggak punya gigi seri di rahang atas, hanya di rahang bawah. Total ada empat pasang atau delapan gigi seri di rahang bawah. Nah, pergantian gigi ini dimulai dari sepasang gigi seri yang paling tengah.
Saat sepasang gigi seri di tengah sudah tanggal dan diganti dengan gigi permanen yang biasanya lebih besar, itu tandanya hewan sudah Poel 1. Jika dua pasang gigi (yang tengah dan sebelahnya) sudah ganti, berarti Poel 2, dan seterusnya. Intinya, hewan minimal harus sudah Poel 1 untuk dianggap cukup umur dan sah dikurbankan. Gampang kan cara ngeceknya?
Jenis Hewan | Usia Minimal untuk Kurban | Tanda Gigi Poel Minimal |
---|---|---|
Kambing/Domba | Sekitar 1 tahun | Poel 1 (sepasang gigi seri tengah permanen) |
Sapi | Sekitar 2 tahun | Poel 1 (sepasang gigi seri tengah permanen) |
Unta | Sekitar 5 tahun | Poel 1 (sepasang gigi seri tengah permanen) |
Catatan: Tabel ini adalah patokan umum. Kondisi setiap hewan bisa sedikit berbeda.
Tapi, Pak Nanung juga ngasih peringatan penting nih. Ada saja pedagang yang nakal dan sengaja mencabut gigi hewan supaya terlihat sudah poel, padahal usianya belum cukup. Modus ini jelas nggak etis dan merugikan. Makanya, penting banget buat panitia atau pembeli langsung memeriksa kondisi gigi hewan secara teliti. Kalau ragu, jangan sungkan konsultasi sama ahlinya, seperti dokter hewan atau peternak terpercaya. Jangan sampai ketipu hanya karena tergiur harga murah ya!
Pastikan Kondisi Fisik Hewan Top!¶
Selain usia, kondisi fisik hewan juga jadi syarat mutlak. Hewan kurban harus dalam kondisi sehat dan tidak cacat yang parah. Menurut Pak Nanung, ada beberapa hal yang wajib banget dicek:
- Mata: Hewan tidak boleh buta total atau mengalami kebutaan pada salah satu mata yang mengganggu penglihatan secara signifikan. Mata harus terlihat bening, tidak belekan parah, dan responsif terhadap gerakan.
- Kaki: Pastikan hewan tidak pincang. Coba lihat cara jalannya, apakah normal atau terlihat kesulitan? Hewan yang pincang parah itu termasuk cacat dan tidak sah untuk kurban.
- Tubuh: Hewan tidak boleh terlalu kurus kering. Kurban kan tujuannya berbagi daging terbaik, masa pilih hewan yang kering kerontang tanpa daging? Pilih hewan yang gemuk, padat, dan terlihat bertenaga.
- Kesehatan Umum: Secara keseluruhan, hewan tidak boleh dalam kondisi sakit. Tanda-tanda hewan sakit bisa dilihat dari perilakunya yang lesu, tidak mau makan, bulu kusam, ada luka yang tidak wajar, atau lendir/kotoran di hidung dan mulut.
Memilih hewan terbaik, yang sehat, gemuk, dan sesuai syariat, itu bukan sekadar memenuhi aturan. Ini adalah bentuk penghormatan kita kepada Allah. Sama seperti kalau kita mau ngasih hadiah buat orang yang kita sayangi, pasti kita kasih yang terbaik kan? Nah, ini ibadah kepada Sang Pencipta, sudah sepatutnya kita persembahkan yang paling oke. Jangan sampai pilih hewan yang kelihatan murah cuma karena cacat atau sakit, itu namanya kurang afdal.
Waspada Penyakit Menular!¶
Di tengah maraknya isu penyakit pada hewan ternak, panitia kurban juga harus ekstra hati-hati. Beberapa penyakit bisa menular antar hewan dan bahkan ke manusia. Pak Nanung mengingatkan untuk memeriksa kemungkinan hewan terjangkit penyakit seperti:
- PMK (Penyakit Mulut dan Kuku): Penyakit ini sangat menular antar hewan berkuku belah. Gejalanya meliputi lepuh atau luka di mulut, lidah, gusi, puting susu, dan kuku. Hewan jadi susah makan dan pincang. PMK tidak menular ke manusia, tapi bisa bikin hewan sangat menderita dan kualitas dagingnya menurun.
- LSD (Lumpy Skin Disease): Penyakit ini menyebabkan benjolan-benjolan keras di kulit hewan. Menular antar hewan, tapi untungnya tidak menular ke manusia. Meski begitu, benjolan ini bisa mengganggu dan menunjukkan hewan sedang tidak dalam kondisi prima.
- Antraks: Nah, ini yang paling bahaya. Antraks bisa menular ke manusia (bersifat zoonosis) dan berpotensi fatal. Gejalanya bisa mendadak, seperti demam tinggi, lemas, kesulitan bernapas, dan kematian mendadak. Pada hewan yang mati karena antraks, biasanya darah tidak membeku. Sangat penting untuk tidak menyembelih hewan yang dicurigai antraks dan segera lapor dinas terkait.
Penting banget ya, panitia atau pembeli harus jeli dan nggak ragu bertanya kepada penjual atau bahkan memanggil dokter hewan jika ada keraguan terhadap kondisi kesehatan hewan. Kesehatan hewan kurban itu prioritas utama, demi keamanan konsumsi dagingnya juga.
Pelatihan yang Bikin Panitia Makin Pede¶
Acara pelatihan di Fakultas Peternakan UGM ini ternyata resonansi positif banget di kalangan peserta. Salah satunya Muhammad Rifqi Ardi, yang merupakan pengurus masjid di Yogyakarta. Dia ngaku materinya informatif banget, apalagi soal kriteria hewan kurban yang sah dan cara menentukan usia lewat gigi.
“Materinya sangat menarik dan jelas. Kami yang akan bertugas sebagai penyembelih merasa sangat terbantu,” ujar Rifqi. Dia berharap pelatihan seperti ini bisa jadi agenda rutin tiap tahun, biar panitia atau jagal dadakan pas Idul Adha itu update terus ilmunya. Soalnya, kan banyak panitia yang cuma bertugas setahun sekali. Penyegaran ilmu itu penting!
Hal senada disampaikan Muhammad Nasir, peserta dari Klaten, Jawa Tengah. Menurut dia, pelatihan ini jadi bukti kalau proses penyembelihan hewan kurban itu terus berkembang dan nggak bisa asal-asalan lagi.
“Pelatihan ini benar-benar memberi pencerahan tentang ilmu sembelih. Sekarang proses penyembelihan sudah jauh berkembang dibanding dulu. Tidak lagi asal-asalan, tapi mulai memperhatikan teknik menjatuhkan sapi, pemilihan pisau, hingga aspek kebersihan,” jelas Nasir. Intinya, ibadah kurban jadi lebih baik, aman, dan sesuai syariat dengan bekal ilmu yang benar.
Bukan Cuma Soal Pilih Hewan¶
Pelatihan di UGM ini nggak cuma bahas cara pilih hewan lho. Ternyata banyak materi penting lainnya yang disampaikan oleh dosen-dosen expert di Fakultas Peternakan UGM. Ada Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., yang sharing soal penanganan hewan kurban dari sebelum disembelih sampai proses penyembelihan. Ini penting banget biar hewan tidak stres dan prosesnya berjalan lancar sesuai kaidah animal welfare.
Kemudian, ada juga Dr. Ir. Endy Triyannanto, S.Pt., M.Eng., IPM., ASEAN Eng. dan Ir. Rusman, M.P., Ph.D., yang ngasih ilmu tentang pengelolaan daging kurban yang higienis. Ini krusial banget buat memastikan daging yang dibagikan itu aman, bersih, dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat. Mulai dari proses pemotongan, pembersihan, sampai pengemasan dan pendistribusiannya.
Pokoknya, pelatihan ini paket lengkap buat panitia kurban. Biar semua proses dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan hewan sampai dagingnya sampai ke tangan yang berhak, itu berjalan dengan baik dan penuh keberkahan. Oh iya, di acara ini pesertanya juga dapat fasilitas asah pisau gratis lho. Penting banget kan punya pisau yang tajam biar proses penyembelihan nggak menyiksa hewan dan hasilnya rapi.
Ilmu-ilmu kayak gini penting banget ya buat kita semua, nggak cuma panitia. Sebagai calon pekurban atau penerima daging kurban, kita jadi lebih paham dan bisa ikut memastikan prosesnya berjalan benar.
Tips Singkat Memilih Hewan Kurban:
- Datang langsung ke lokasi penjualan hewan.
- Perhatikan perilaku hewan: apakah aktif, lincah, dan responsif?
- Cek fisik secara menyeluruh: mata, hidung, mulut, telinga, bulu, kulit, dan kaki.
- Paling penting, cek gigi poel untuk memastikan usianya cukup.
- Tanyakan riwayat kesehatan hewan kepada penjual.
- Jika ada keraguan, minta bantuan ahlinya (dokter hewan).
- Jangan tergiur harga sangat murah yang bisa jadi indikasi hewan tidak sehat atau cacat.
- Pastikan kandang hewan bersih dan terawat.
Memilih hewan kurban yang sehat dan memenuhi syarat adalah langkah awal dari ibadah yang sempurna. Semoga tips dari dosen UGM ini bermanfaat buat kamu yang lagi siap-siap nyari hewan kurban ya!
Gimana pendapatmu soal tips ini? Atau punya pengalaman lain saat memilih hewan kurban? Share di kolom komentar ya!
Posting Komentar