Ngimpi Itu Ada Artinya? Neurolog IPB Ungkap 4 Jenis Mimpi yang Perlu Kamu Tahu!

Table of Contents

Neurolog IPB mengungkap jenis mimpi

Pernah kepikiran kenapa ya kita bisa mimpi? Atau jangan-jangan mimpi itu cuma bunga tidur alias nggak ada artinya? Nah, ternyata tidur itu bukan cuma istirahat biasa lho. Menurut dr Yeni Quinta Mondiani, SpN, seorang dokter spesialis neurologi sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran IPB University, tidur adalah proses fisiologis yang super kompleks dan penting banget buat tubuh serta otak kita.

Dr Yeni menjelaskan kalau lagi tidur itu, sistem saraf, jantung, paru-paru, bahkan metabolisme tubuh kita ngalamin perubahan yang fluktuatif dan dinamis banget. Jadi, tidur itu bukan sekadar memejamkan mata aja, tapi ada banyak ‘kerjaan’ di dalamnya. Kondisi tidur ini normal, berulang, dan ditandai sama penurunan kesadaran yang sifatnya reversible alias bisa kembali normal pas bangun. Saat tidur, fungsi kognitif kita menurun global, makanya otak agak susah ngerespons stimulus dari luar sepenuhnya.

Mengapa Tidur Penting? Kenali Tahapannya

Siklus tidur-bangun manusia itu dikontrol sama jaringan sirkuit saraf yang rumit dan dibagi jadi lima fase utama. Empat fase pertama disebut Non-Rapid Eye Movement (NREM), dan fase kelima itu Rapid Eye Movement (REM). Kelima fase ini bisa berulang berkali-kali lho dalam satu sesi tidur, dan uniknya, tiap fase punya fungsi fisiologisnya sendiri yang spesifik.

Fase tidur yang paling dalam itu terjadi di fase 3 dan 4 NREM. Di fase ini, tubuh kita bener-bener di-charge ulang buat ngembaliin kesegaran setelah seharian beraktivitas. Ambang buat bangun dari fase ini juga tinggi banget, jadi susah diganggu. Fase tidur paling dalam ini sering dikaitkan sama gangguan tidur kayak jalan sambil tidur (sleep walking) atau teror tidur (sleep terror).

Nah, beda sama NREM, fase REM ini yang paling terkenal sebagai ‘panggung’ buat mimpi. Mimpi yang kejadian di fase REM biasanya bisa kita inget dengan jelas pas bangun. Makanya, sering banget kalau ditanya semalam mimpi apa, jawabannya pasti mimpi yang dialami di fase REM. Fase ini punya karakteristik gerakan mata cepat di balik kelopak mata yang tertutup.

Otak di Balik Mimpi Indah (Atau Buruk)

Penelitian tentang mimpi udah nunjukkin kalau ada beberapa area otak yang punya peran krusial dalam proses pembentukan mimpi. Salah satu area penting itu namanya nukleus laterodorsal (LTD nuclei) yang ada di medulla oblongata. Bagian ini kayak ‘generator’ yang ngatur siklus REM dan juga nampilin komponen visual dalam mimpi, bahkan halusinasi.

Inti dari LTD ini ternyata dapet ‘masukan’ langsung dari amigdala, yang kita kenal sebagai pusat emosi, dan hipokampus, yang jadi gudangnya memori. Nah, ini yang ngejelasin kenapa mimpi kita seringkali terasa emosional banget, kadang bikin sedih, senang, takut, atau cemas, dan kenapa beberapa mimpi bisa nempel banget di ingatan kita. Gabungan emosi dan memori ini bikin pengalaman mimpi terasa nyata.

Selain itu, ada juga penelitian menarik dari University of Wisconsin-Madison yang nemuin area lain yang gak kalah penting, namanya posterior cortical hot zone. Area ini nunjukkin aktivitas listrik yang tinggi pas seseorang lagi bermimpi. Bisa dibilang, area ini tuh kayak layar proyektor di otak kita. Dia nampilin gabungan dari semua yang lagi ‘diputar’ di otak, mulai dari emosi yang lagi dirasain, memori yang relevan, sampai keinginan-keinginan terpendam kita.

Bagian otak lainnya yang juga disebut-sebut ikut aktif saat tidur adalah prefrontal cortex. Ini bagian otak yang bertugas buat mikir logis, ngambil keputusan, dan juga ngatur memori kerja. Dr Yeni bilang, semakin aktif bagian prefrontal cortex ini, semakin besar juga kemungkinan kita bisa mengingat kembali isi mimpi yang baru aja dialami. Kalau bagian ini kurang aktif, seringkali mimpi jadi gampang banget terlupakan.

Jadi, emang bener nih, ada beberapa wilayah spesifik di otak yang ‘nyala’ atau bekerja aktif banget buat bisa ngasilin pengalaman sadar yang kita sebut mimpi. Semua bagian itu saling terhubung dan bekerja sama buat menciptakan ‘cerita’ yang kita alami pas lagi terlelap.

Sebenarnya, Apa Sih Fungsi Mimpi Itu?

Sampai sekarang, para ilmuwan masih terus neliti dan punya banyak teori berbeda tentang fungsi mimpi dan tidur REM. Ini salah satu misteri tidur yang masih seru banget buat dipecahin. Ada yang bilang mimpi itu bantu otak buat menyimpan memori-memori penting yang udah didapet seharian. Jadi kayak proses pengarsipan gitu.

Tapi ada juga teori yang justru kebalikannya. Mereka berpendapat kalau mimpi itu berfungsi buat ngelupain hal-hal yang nggak penting. Semacam ‘reset’ buat otak biar nggak kebanyakan ‘sampah’ informasi. Jadi, mana yang bener? Mungkin dua-duanya ada benarnya, tergantung konteksnya.

Ada lagi teori yang lebih nyentuh sisi psikologis nih. Contohnya, mimpi bisa jadi bentuk pemenuhan keinginan yang nggak kesampaian di dunia nyata. Di dalam mimpi, segala sesuatu bisa terjadi, yang mungkin mustahil di kehidupan sehari-hari. Ini kayak tempat buat ngelampiasin atau menjelajahi kemungkinan tanpa batas.

Dr Yeni juga ngasih pandangan menarik. Katanya, di mimpi itu kita selalu jadi tokoh utamanya, dan selalu ada latar tempatnya. Ini kayak semacam latihan terus-menerus buat otak kita biar merasa ‘aku ini ada’, ‘aku ini beda dari dunia sekitar’. Semacam penguatan identitas diri dalam alam bawah sadar. Menarik ya?

Dan satu lagi yang nggak kalah menarik, karena sebagian besar mimpi kita lupakan, otak kita nggak perlu repot-repot banget nyimpen semua pengalaman aneh dan nggak logis dari mimpi itu. Ini bikin kita bisa belajar dan berkembang di dunia nyata tanpa terlalu terbebani sama ‘cerita’ yang nggak jelas dari alam mimpi. Jadi, melupakan mimpi juga ada gunanya ternyata!

Ternyata Ada 4 Jenis Mimpi Utama, Kamu yang Mana?

Menurut klasifikasi yang dijelaskan oleh dr Yeni, mimpi itu bisa dibedain jadi beberapa jenis utama. Penasaran kan, mimpi yang sering kamu alamin itu masuk kategori yang mana? Yuk, kita intip bareng-bareng empat jenis mimpi yang perlu kamu tahu:

1. Mimpi Standar

Ini jenis mimpi yang paling umum dan sering dialami. Biasanya, seseorang bisa ngalamin mimpi standar sekitar 4 sampai 6 kali dalam semalam lho! Mayoritas mimpi jenis ini terjadi di fase REM. Isinya macem-macem, seringkali visual dan dipengaruhi sama aktivitas harian kita atau stres yang lagi dihadapi. Mimpi standar ini umumnya bisa diingat dengan cukup jelas pas kita bangun di pagi hari. Kadang ceritanya logis, tapi nggak jarang juga absurd dan campur aduk.

2. Nightmares (Mimpi Buruk)

Nah, kalau jenis yang satu ini pasti nggak ada yang suka. Nightmares itu mimpi yang isinya penuh sama rasa takut, cemas, atau bahkan panik yang hebat. Saking takutnya, kita seringkali sampe terbangun dari tidur dalam kondisi deg-degan dan cemas. Mimpi buruk ini bisa dipicu sama macem-macem hal, mulai dari stres berat, kecemasan, kurang tidur yang parah, atau bahkan kondisi kesehatan mental tertentu. Pengalaman traumatis juga seringkali muncul lagi dalam bentuk nightmares.

3. Night Terrors

Sekilas kedengeran mirip Nightmare, tapi Night Terrors ini beda banget lho! Ini termasuk gangguan tidur non-REM, jadi nggak terjadi di fase mimpi. Night Terrors biasanya dialami sama anak-anak, tapi orang dewasa juga bisa. Cirinya, orang yang ngalamin ini tiba-tiba bangun dari tidur dengan teriakan kencang, kelihatan panik atau bingung, detak jantung cepet, atau bahkan duduk di tempat tidur dengan mata terbuka tapi nggak responsif. Tapi, uniknya, mereka biasanya nggak inget apa yang mereka mimpikan atau bahkan nggak ingat kalau mereka bangun teriak-teriak. Ini lebih ke reaksi fisik terhadap sesuatu selama tidur dalam.

4. Lucid Dream

Jenis mimpi yang terakhir ini lumayan keren. Lucid dream itu kondisi di mana si pemimpi sadar kalau dia lagi bermimpi. Jadi, di tengah-tengah cerita mimpi, tiba-tiba kepikiran “Wah, kok aneh ya? Ini pasti cuma mimpi!”. Kesadaran ini kadang bikin si pemimpi bisa ngontrol jalan cerita mimpinya, kayak jadi sutradara gitu. Lucid dream sering terjadi di fase REM. Kemampuan lucid dreaming ini ternyata bisa dilatih lho dan kadang digunakan sebagai terapi, misalnya buat bantu orang yang sering mengalami nightmares biar bisa ‘mengubah’ jalan mimpi buruknya.

Biar lebih jelas, nih rangkuman singkat 4 jenis mimpi dalam bentuk tabel:

Jenis Mimpi Fase Tidur Utama Karakteristik Utama Ingatan Saat Bangun Dipicu Oleh
Mimpi Standar REM Umum, visual, dipengaruhi harian/stres Jelas Aktivitas harian, stres ringan/sedang
Nightmares REM Penuh takut/panik, bikin terbangun cemas Jelas Stres berat, kecemasan, gangguan tidur/mental
Night Terrors Non-REM Bangun tiba-tiba, teriak, bingung, reaksi fisik kuat Biasanya tidak ingat Stres, kelelahan, demam (pada anak-anak)
Lucid Dream REM Sadar sedang bermimpi, bisa mengontrol Jelas Pelatihan, kesadaran tinggi

Gimana, udah makin paham kan soal seluk-beluk mimpi dan siklus tidur kita? Ternyata kompleks banget ya kerja otak dan tubuh kita saat terlelap. Mimpi itu lebih dari sekadar bunga tidur, tapi bisa jadi jendela ke alam bawah sadar, cerminan emosi, memori, atau bahkan latihan buat otak kita.

Setelah baca penjelasan ini, jenis mimpi apa yang paling sering kamu alami? Pernah coba lucid dream? Atau malah sering diganggu sama nightmares atau night terrors? Yuk, share pengalaman dan pandanganmu di kolom komentar!

Posting Komentar