Penggemar Divergent Wajib Nonton! 5 Film Penuh Aksi Serupa, Bikin Deg-degan!

Table of Contents

Penggemar Divergent Wajib Nonton Film Serupa

Buat kamu yang suka banget sama dunia distopia ala Divergent, pasti sering kan cari film-film lain yang punya vibe serupa? Film-film kayak gini tuh seru banget karena biasanya ngasih lihat dunia masa depan yang kacau balau, tapi ada juga teknologi canggihnya. Yang paling bikin nagih adalah perjuangan para karakternya buat meraih kebebasan di tengah sistem yang super ketat dan suka menindas. Beberapa judul film emang berhasil banget nyiptain suasana dan emosi yang mirip sama apa yang kita rasain waktu nonton Divergent. Kita diajak ikut mikir, gimana rasanya kalau hidup di dunia yang pilihan kita dibatasin habis-habisan? Gimana kalau kita berbeda dari yang lain, tapi perbedaan itu justru jadi kekuatan?

Nah, film-film yang bakal dibahas ini punya benang merah yang kuat dengan Divergent. Mulai dari protagonis muda yang nggak kenal takut, sampe setting dunia yang nggak baik-baik saja. Mereka semua harus berjuang buat nemuin kebenaran atau sekadar bertahan hidup. Kalau kamu suka adegan aksi yang bikin jantung berdebar dan cerita yang bikin mikir, daftar ini pas banget buat kamu.

Rekomendasi Film Mirip Divergent

Berikut adalah rekomendasi film-film keren yang dijamin bikin kamu yang ngefans Divergent betah di depan layar. Film-film ini punya kesamaan dalam hal dunia distopia yang survive, tokoh utama yang berani ngelawan sistem, dan tentu saja, banyak adegan seru yang penuh ketegangan. Setiap film punya keunikan sendiri, tapi intinya sama: ada karakter yang harus memilih antara ikut arus atau berdiri tegak melawan ketidakadilan. Persiapkan dirimu untuk masuk ke dunia-dunia yang nggak terduga!

1. The Hunger Games (2012)

The Hunger Games Katniss Everdeen

Kalau ngomongin film distopia dengan protagonis cewek tangguh yang ngelawan sistem, The Hunger Games wajib banget ada di urutan pertama. Film ini ngasih lihat dunia Panem yang terbagi-bagi jadi distrik-distrik, di mana setiap distrik punya nasib dan kekayaan yang beda jauh banget. Mirip kan sama sistem faksi di Divergent yang ngebagi orang berdasarkan kepribadian? Bedanya, di Panem, pembagiannya lebih ke kelas sosial dan sumber daya alam yang dimiliki. Setiap tahun, dua perwakilan muda dari setiap distrik (satu cowok, satu cewek) dikirim buat ikut Hunger Games, semacam reality show brutal di mana mereka harus saling bunuh sampe tinggal satu pemenang.

Karakter utamanya, Katniss Everdeen, awalnya cuma pengen bertahan hidup dan ngelindungin adiknya. Tapi keberanian dan keputusannya di arena Hunger Games justru nyulut api pemberontakan di seluruh Panem. Dia jadi simbol harapan bagi distrik-distrik yang tertindas, persis kayak Tris yang ‘Divergent’ dan dianggap ancaman oleh Erudite. Film ini punya adegan aksi yang menegangkan, pembangunan dunia yang detail, dan eksplorasi tema ketidakadilan sosial, media yang manipulatif, dan kekuatan individu melawan rezim otoriter. Hubungan Katniss dengan karakter lain, terutama Peeta, juga menambah lapisan emosional yang kuat. Film pertamanya ini bener-bener ngenalin kita sama dunia Panem yang kejam dan jadi awal mula perlawanan besar. Kamu bakal ngerasain banget tekanan dan ketakutan yang dihadapi Katniss, sama kayak ngerasain deg-degannya Tris waktu masuk Dauntless. Seri Hunger Games juga berkembang jadi beberapa film, menunjukkan evolusi perjuangan Katniss dan dampak pemberontakan yang semakin meluas. Dari Catching Fire, Mockingjay - Part 1, sampe Mockingjay - Part 2, perjuangan melawan Capitol semakin intens dan melibatkan lebih banyak karakter. Pengembangan karakter pendukung seperti Gale, Haymitch, dan Effie juga bikin cerita makin kaya. Film ini nggak cuma soal aksi, tapi juga ngajak kita mikir tentang arti perlawanan dan pengorbanan.

2. The Maze Runner (2014)

The Maze Runner Thomas Labyrinth

Bayangin bangun di tempat antah berantah, dikelilingi orang asing yang nggak kamu kenal sama sekali, dan ingatanmu nggak ada sepotong pun. Itulah yang dialami Thomas di The Maze Runner. Dia tiba-tiba ada di sebuah area terbuka yang disebut Glade, dikelilingi oleh tembok labirin raksasa yang terus berubah setiap malam. Di Glade, ada sekelompok cowok remaja yang udah lebih dulu ada di sana, mencoba bertahan hidup dan mencari jalan keluar dari labirin yang penuh monster mengerikan bernama Grievers. Suasana di Glade awalnya terasa teratur, tapi penuh misteri. Aturan-aturan ketat dibuat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

Mirip sama Tris yang nggak cocok di satu faksi pun, Thomas juga nggak gampang terima aturan yang ada. Dia punya rasa ingin tahu yang besar dan nggak takut buat ngambil risiko, bahkan sampe lari masuk ke labirin yang berbahaya – sesuatu yang dilarang keras buat para Gladers biasa. Sifat Thomas yang pemberani dan cenderung memberontak inilah yang bikin dia mirip Tris. Dia nggak puas cuma bertahan hidup di dalam sistem, dia pengen tahu apa yang ada di baliknya dan berusaha ngancurin sistem itu kalau ternyata busuk. Hubungan pertemanan dan kepercayaan antar karakter di Glade juga jadi elemen penting dalam cerita, kayak hubungan Tris dengan Four dan teman-teman Dauntless-nya. Misteri labirin itu sendiri, ditambah ketegangan waktu para pelari (runners) coba menjelajahinya, bikin film ini nggak kalah seru dari Divergent. Kita ikutan penasaran, apa sebenarnya labirin ini? Siapa yang bikin? Dan kenapa mereka semua ada di sana?

Film ini bener-bener mainin rasa ingin tahu penonton. Setiap sudut labirin yang dieksplorasi, setiap petunjuk yang ditemukan, bikin kita semakin pengen tahu kebenarannya. Adegan-adegan aksi waktu Thomas dan teman-temannya lari dari Grievers atau mencoba memecahkan kode labirin sangat memacu adrenalin. Film ini berhasil ngebangun atmosfer dunia yang tertutup dan misterius, di mana para penghuninya dipaksa beradaptasi dengan lingkungan yang asing dan berbahaya. Karakter-karakter di Glade punya peran dan dinamika mereka sendiri, menciptakan komunitas kecil yang rapuh di tengah ancaman besar. Thomas, dengan semangat kepemimpinan alaminya, perlahan mulai mengubah dinamika di Glade dan menantang status quo. Perjuangannya bukan cuma fisik melawan labirin dan Grievers, tapi juga perjuangan melawan rasa takut dan keputusasaan yang bisa menggerogoti. Ini adalah kisah tentang menemukan kekuatan diri, arti persahabatan, dan berani mempertanyakan realitas yang ada, tema yang sangat relatable dengan Divergent.

3. The Giver (2014)

The Giver Jonas dan Pemberi Ingatan

Beda dari film distopia lain yang seringkali menampilkan dunia yang hancur, The Giver justru nunjukkin dunia yang tampak sempurna dan harmonis di permukaan. Di komunitas Jonas, semuanya seragam, tertib, dan terkendali. Nggak ada warna, nggak ada emosi yang intens (baik senang maupun sedih), nggak ada perbedaan, dan nggak ada ingatan tentang masa lalu yang ‘kacau’. Semua itu demi menjaga stabilitas dan menghindari konflik. Setiap individu punya peran yang udah ditentukan sejak awal. Jonas, di usianya yang ke-16, ditugaskan sebagai “Receiver of Memory”, satu-satunya orang di komunitas yang bakal menyimpan semua ingatan masa lalu umat manusia.

Tugas ini membawanya pada “The Giver”, satu-satunya orang yang saat ini menyimpan ingatan tersebut. Melalui pelatihan dengan The Giver, Jonas mulai menerima dan merasakan ingatan-ingatan itu: warna, musik, salju, kebahagiaan, cinta, tapi juga rasa sakit, perang, dan kehilangan. Pengalaman ini membuka matanya bahwa ‘kesempurnaan’ yang dia alami selama ini adalah palsu, dibangun di atas pengorbanan kebebasan dan kemanusiaan. Sama kayak Tris yang ‘Divergent’ dan sadar ada yang salah sama sistem faksi, Jonas juga sadar ada rahasia gelap di balik tatanan sosialnya yang steril. Dia merasa terbebani dan marah karena orang-orang di sekitarnya hidup dalam kebohongan yang nyaman. Krisis eksistensial yang dialami Jonas waktu dia mulai ‘melihat’ dunia yang sebenarnya sangat kuat.

Film ini mengeksplorasi tema penting tentang arti ingatan, emosi, dan individualitas dalam membentuk jati diri manusia. Dunia The Giver adalah contoh ekstrem dari masyarakat yang menekan kebebasan demi keamanan dan kontrol. Perjalanan Jonas adalah perjuangan melawan sistem yang menghilangkan kemanusiaan demi stabilitas semu. Dia harus membuat pilihan yang sulit, apakah tetap diam dan menyimpan kebenaran itu sendiri, atau berusaha membagikannya kepada orang lain, meskipun itu berarti meruntuhkan tatanan yang ada dan menghadapi bahaya. The Giver mungkin nggak sepenuh aksi fisik seperti Divergent atau The Hunger Games, tapi ketegangan psikologis dan moralnya nggak kalah bikin deg-degan. Konflik utamanya adalah pertarungan ide dan kebenaran melawan ilusi yang nyaman. Karakter The Giver sendiri, diperankan dengan brilian, menjadi mentor sekaligus cerminan dari beban sejarah yang harus dibawa. Hubungan antara Jonas dan The Giver adalah inti emosional film ini. Kita diajak merenung, apakah kedamaian tanpa kebebasan layak diperjuangkan? Apakah lebih baik hidup dalam kebohongan yang nyaman daripada menghadapi kebenaran yang menyakitkan? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang bikin The Giver relevan dan menarik bagi penggemar Divergent, karena keduanya sama-sama menampilkan tokoh muda yang berani mempertanyakan dan melawan norma yang berlaku demi mencari kebenaran dan kebebasan yang sejati.

4. Ready Player One (2018)

Ready Player One Wade Watts OASIS

Oke, film yang satu ini mungkin sedikit beda setting-nya, tapi punya semangat pemberontakan dan tema melampaui batasan yang kuat, mirip Divergent. Ready Player One ngasih lihat dunia di tahun 2045, di mana realitas sosial-ekonomi di dunia nyata udah kacau balau dan suram banget. Akibatnya, banyak orang lebih milih menghabiskan waktu mereka di OASIS, dunia realitas virtual yang super canggih dan punya kemungkinan tanpa batas. Di OASIS, kamu bisa jadi siapa pun yang kamu mau, pergi ke mana pun, dan ngelakuin apa aja.

Wade Watts, atau avatar-nya Parzival di OASIS, adalah salah satu dari sekian banyak orang yang lebih betah di dunia virtual ini. Hidupnya di dunia nyata nggak ada harapan, tapi di OASIS dia bisa jadi pahlawan. Cerita dimulai waktu pencipta OASIS yang eksentrik meninggal dunia dan ninggalin ‘telur paskah’ digital tersembunyi di dalam game itu. Siapa pun yang berhasil nemuin telur paskah ini akan mewarisi kekayaan luar biasa dan kendali penuh atas OASIS. Ini nyulut persaingan global yang sengit, nggak cuma antar pemain individu, tapi juga melibatkan korporasi jahat yang pengen mengomersialkan OASIS sepenuhnya.

Wade Watts terlibat dalam perburuan telur paskah ini dan di tengah perjalanannya, dia nggak cuma menghadapi tantangan game yang rumit dan berbahaya, tapi juga mengungkap korupsi dan niat jahat di balik perusahaan yang pengen menguasai OASIS. Mirip sama Tris yang ngelawan kepalsuan sistem faksi dan kekuasaan Erudite, Wade harus melampaui batas kemampuannya di dunia virtual dan bahkan di dunia nyata untuk menentang kekuatan besar yang menyalahgunakan teknologi demi keuntungan. Film ini punya visual futuristik yang keren banget, penuh referensi budaya pop tahun 80-an (yang jadi kunci buat mecahin teka-teki di OASIS), dan adegan aksi yang kreatif karena semuanya terjadi di dunia virtual.

Tema pemberontakan terhadap korporasi raksasa yang serakah, perjuangan individu buat menjaga kebebasan dan identitas di era digital, serta perbedaan antara realitas dan ilusi, bikin film ini relevan sama semangat Divergent. Karakter Wade, meskipun awalnya cuma gamer culun, nunjukkin perkembangan yang menarik saat dia dipaksa berhadapan dengan konsekuensi nyata dari tindakan di dunia virtual. Dia membentuk aliansi dengan pemain lain yang punya tujuan sama, menghadapi pengkhianatan, dan menemukan keberanian yang nggak pernah dia duga sebelumnya. Adegan pertempuran skala besar di OASIS sangat epik dan menggambarkan bagaimana teknologi bisa jadi alat pemberontakan atau malah alat penindasan. Ready Player One adalah petualangan distopia modern yang ngajak kita mikir tentang masa depan teknologi dan gimana kita (atau korporasi besar) akan menggunakannya, sambil tetap nyajiin aksi seru dan cerita yang menarik tentang seorang underdog yang melawan sistem.

5. The 5th Wave (2016)

The 5th Wave Cassie Sullivan Alien

Bayangin dunia kamu yang normal tiba-tiba hancur lebur karena invasi alien. Bukan invasi langsung yang perang-perangan kayak biasa, tapi invasi bertahap lewat lima gelombang bencana yang dirancang buat ngancurin peradaban manusia. Gelombang pertama: listrik mati total. Gelombang kedua: bencana alam besar di seluruh dunia. Gelombang ketiga: wabah penyakit mematikan. Gelombang keempat: alien menyusup ke dalam tubuh manusia, bikin mereka nggak bisa dibedain lagi sama manusia biasa. Nah, gelombang kelima inilah yang paling berbahaya dan misterius. Inilah dunia yang harus dihadapi Cassie Sullivan di The 5th Wave.

Sama kayak Tris yang harus bertahan hidup di lingkungan Dauntless yang keras dan berbahaya, Cassie harus cepat tumbuh dewasa dan belajar survive di dunia yang udah nggak aman lagi. Dia terpisah dari keluarganya, kehilangan orang-orang yang dia sayang, dan nggak tahu lagi siapa yang bisa dia percaya karena alien bisa ada di mana saja. Perjalanan Cassie adalah perjuangan personal buat bertahan hidup dan mencari adiknya yang hilang, yang dibawa oleh militer (atau yang Cassie pikir militer) ke sebuah kamp misterius. Di tengah kekacauan ini, dia ketemu dengan Evan Walker, seorang cowok yang membantunya tapi juga punya rahasia.

Konflik di film ini nggak cuma melawan ancaman alien dari luar angkasa, tapi juga melawan paranoia, ketidakpercayaan antar manusia, dan tekanan psikologis akibat isolasi dan kehilangan. Mirip sama Tris yang ngelawan sistem yang memanipulasi dan memisahkan orang berdasarkan faksi, Cassie juga harus menghadapi kebenaran yang mengerikan tentang siapa musuh sebenarnya di Gelombang Kelima. Apakah alien mengambil alih tubuh manusia, atau mereka menggunakan manusia untuk melawan manusia lainnya? Elemen thriller dan misteri dalam film ini sangat kuat.

Meskipun musuhnya alien, fokus ceritanya tetap pada perjuangan manusia untuk bertahan, menjaga harapan, dan mencari kembali apa yang hilang. Ketegangan muncul dari ketidakpastian siapa yang bisa dipercaya. Cassie, seperti Tris, adalah protagonis yang tangguh dan resourceful, yang belajar memanfaatkan nalurinya untuk bertahan hidup. Film ini mengeksplorasi tema kehilangan masa polos, kekuatan ikatan keluarga, dan keberanian untuk terus maju di tengah situasi yang paling nggak mungkin. Adegan aksi dan kejutan di sepanjang cerita bikin film ini layak masuk daftar tontonan buat kamu yang suka film distopia yang penuh ketegangan dan menampilkan karakter utama yang berjuang melewati rintangan besar. Ini adalah kisah survival di mana ancaman datang dari segala arah, dan batas antara teman dan lawan menjadi sangat kabur, menambah lapisan kompleksitas yang bikin deg-degan.

Rekomendasi film-film di atas punya benang merah yang kuat dengan Divergent. Mereka semua berhasil ngebangun dunia distopia yang menarik, menampilkan karakter utama muda yang berani, dan menyajikan adegan aksi serta cerita yang bikin penonton ikut tegang. Dari pertarungan melawan sistem yang menindas sampe survival di tengah invasi, film-film ini ngasih lihat berbagai bentuk perlawanan dan pencarian jati diri di dunia yang sudah kehilangan keadilan atau kedamaian.

Gimana, udah ada ide mau nonton yang mana duluan? Atau mungkin kamu punya rekomendasi film lain yang mirip Divergent tapi nggak masuk daftar ini? Jangan ragu buat kasih tahu di kolom komentar di bawah ya!

Posting Komentar