Pesan Menyentuh dari Sekda Bangka di Penghujung Ramadhan 1446 H

Table of Contents

Sekda Bangka Pesan Ramadhan

Wah, nggak terasa ya, bulan Ramadhan 1446 Hijriyah sudah sampai di penghujung. Rasanya baru kemarin kita semangat menyambutnya, eh sekarang sudah mau berpisah lagi. Buat kita yang muslim, momen ini tuh campur aduk ya perasaannya. Ada senang karena sebentar lagi Idul Fitri, tapi juga ada sedih karena harus berpisah sama bulan penuh berkah ini. Plh Sekda Bangka, Bapak Thony Marza, juga menyampaikan hal ini lho saat memberi sambutan di hari terakhir Ramadhan di Masjid Agung Sungailiat. Beliau bilang, ini kebahagiaan yang luar biasa karena kita sudah menunaikan ibadah puasa sebulan penuh sesuai perintah Allah SWT.

Perjalanan kita selama sebulan ini bukan yang main-main ya. Banyak banget liku-liku yang kita lewati. Mulai dari nahan godaan buat nggak batal puasa, ngelawan hawa nafsu yang kadang bikin pengen marah atau males ibadah, sampe nahan lapar dan haus seharian. Belum lagi perjuangan buat tetap semangat beraktivitas meski lagi puasa. Semua itu kita hadapi dengan sabar dan ikhlas demi mendapatkan ridha Allah. Kita ganti waktu luang dengan berbagai ibadah, seperti baca Al-Quran, sholat sunnah, sedekah, dan introspeksi diri.

Menggapai Taqwa Setelah Ramadhan

Bapak Sekda berharap, semua usaha dan ibadah kita selama Ramadhan ini jadi jembatan atau wasilah buat kita mencapai predikat mukmin yang bertakwa. Beliau juga berdoa semoga semua ibadah yang kita lakukan diterima dan dirahmati oleh Allah SWT. Memang sih, jadi orang yang bertakwa itu nggak gampang. Ramadhan ini tuh ibarat kawah candradimuka, tempat kita digembleng habis-habisan, baik fisik maupun mental. Selama sebulan penuh, kita dilatih untuk disiplin, mengendalikan diri, peduli sesama, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Puasa itu bukan cuma nahan lapar dan haus lho. Lebih dari itu, puasa melatih kejujuran kita (siapa yang tahu kalau kita diam-diam makan atau minum selain diri sendiri dan Allah?), melatih empati kita pada orang yang kurang beruntung, dan melatih kesabaran kita dalam menghadapi cobaan. Semua pelajaran berharga dari Ramadhan ini diharapkan bisa terus kita aplikasikan di sebelas bulan berikutnya. Jadi, jangan sampai semangat ibadah dan kebaikan kita cuma meledak di bulan Ramadhan aja ya, tapi harus terus menyala sepanjang tahun. Inilah esensi dari taqwa, yaitu kesadaran diri yang konstan terhadap kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.

Menjaga Api Semangat Pasca-Ramadhan

Ramadhan memberi kita kesempatan emas untuk “mengisi ulang baterai” spiritual kita. Kita sholat Tarawih berjamaah, sahur bareng keluarga, buka puasa bersama teman atau tetangga, dan mungkin juga i’tikaf di masjid di malam-malam terakhir. Momen-momen kebersamaan dalam ketaatan ini sangat berharga dan sulit didapat di bulan-bulan lain. Oleh karena itu, penting banget buat kita menjaga “api” Ramadhan ini agar nggak padam setelah Idul Fitri. Bagaimana caranya?

Salah satunya adalah dengan tetap istiqomah menjalankan amalan-amalan baik yang biasa kita lakukan di Ramadhan. Misalnya, tetap usahakan sholat tepat waktu, membaca Al-Quran setiap hari meskipun hanya satu atau dua halaman, rutin bersedekah sekecil apapun, dan menjaga lisan serta perbuatan dari hal-hal yang tidak baik. Ingat, taqwa itu bukan tujuan akhir Ramadhan, tapi justru hasil dari Ramadhan yang harus terus dipupuk dan dipertahankan seumur hidup. Perjuangan melawan hawa nafsu nggak selesai di hari terakhir puasa, justru itu tantangan terberatnya dimulai setelah Ramadhan berlalu. Mampukah kita mempertahankan tingkat ketaatan dan kedisiplinan yang sudah dibangun selama sebulan penuh?

Menyambut Hari Kemenangan: Idul Fitri 1446 H

Di tengah rasa haru melepas kepergian Ramadhan, muncullah rasa gembira yang luar biasa karena hari kemenangan sudah di depan mata: Idul Fitri 1446 H! Bapak Sekda Thony Marza juga menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri dari lubuk hati yang paling dalam, mewakili diri pribadi, keluarga, dan pemerintah Kabupaten Bangka. Beliau mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Minal ‘Aidin Wal Faaidzin, mohon maaf lahir dan batin” kepada seluruh masyarakat Bangka dan handai taulan.

Ucapan “Minal ‘Aidin Wal Faaidzin” ini punya makna yang dalam lho. Artinya kurang lebih, “Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali (kepada fitrah) dan memperoleh kemenangan”. Kembali kepada fitrah maksudnya kembali suci, bersih dari dosa, seperti bayi yang baru lahir. Kemenangan maksudnya menang melawan hawa nafsu selama Ramadhan. Idul Fitri memang momennya untuk kembali suci dan merayakan kemenangan spiritual kita setelah sebulan penuh berjuang.

Perasaan Campur Aduk dan Harapan Pertemuan Kembali

Ada sedikit perasaan sedih dan haru saat kita sadar Ramadhan akan segera meninggalkan kita. Rasanya seperti berpisah dengan sahabat terbaik yang selalu menemani dalam kebaikan. Di satu sisi kita senang menyambut lebaran, tapi di sisi lain kita sudah rindu dengan suasana Ramadhan tahun depan. Perasaan ini wajar banget kok, itu tandanya hati kita sudah mulai mencintai bulan yang penuh berkah ini. Dari lubuk hati yang paling dalam, terbersit sebuah doa, semoga Allah mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan di tahun-tahun mendatang dalam keadaan sehat dan iman yang lebih baik.

Mari kita sambut Idul Fitri 1446 H ini dengan penuh sukacita. Ini momen yang sudah kita tunggu-tunggu. Mari kita rayakan dan semarakkan hari kemenangan ini. Salah satu cara menyemarakkannya adalah dengan menunaikan kewajiban kita, yaitu membayar Zakat Fitrah. Zakat Fitrah ini wajib bagi setiap muslim yang mampu, fungsinya untuk membersihkan diri kita yang berpuasa dari hal-hal yang kurang sempurna, dan juga untuk membantu fakir miskin agar mereka bisa ikut merayakan Idul Fitri dengan layak. Selain Zakat Fitrah, bagi yang sudah memenuhi syarat, jangan lupa juga menunaikan Zakat Mal (zakat harta) ya, karena ini kewajiban yang berlaku kapan saja harta kita sudah mencapai nisab dan haulnya.

Memperkuat Tali Silaturahmi dan Kebersamaan

Idul Fitri juga momen yang paling pas buat menjalin tali Silaturrahmi. Kunjungi keluarga, kerabat, tetangga, teman-teman. Kalau ada tali silaturahmi yang sempat terputus, inilah saatnya untuk menyambungnya kembali. Maafkan kesalahan orang lain, dan minta maaf atas kesalahan kita. Lebaran itu identik dengan saling memaafkan, membersihkan hati dari dendam dan prasangka. Dengan bersilaturahmi dan saling memaafkan, hati kita jadi lapang, hubungan jadi harmonis, dan keberkahan pun insya Allah akan datang.

Selain menjaga silaturahmi sesama muslim (hablum minannas), mari kita juga terus menjaga kerukunan dalam masyarakat, apapun latar belakang suku, agama, atau rasnya. Semangat kebersamaan dan toleransi yang mungkin sempat terbangun atau semakin kuat selama Ramadhan, harus terus kita pupuk di luar bulan Ramadhan. Idul Fitri adalah perayaan universal bagi umat Islam, tapi semangat kebaikan dan kedamaiannya bisa dirasakan oleh semua orang. Mari kita perkuat persaudaraan, bukan hanya dalam arti sempit sesama muslim, tapi juga persaudaraan sebangsa dan setanah air.

Idul Fitri sudah benar-benar di depan mata nih. Perasaan gembira menyambut hari raya pasti sudah membuncah di dada. Bersiap-siaplah kita menerima penghargaan yang agung dari Allah SWT. Penghargaan ini khusus buat kita, para Shaimin (orang yang berpuasa) dan Shaimah (wanita yang berpuasa) yang sudah istiqomah menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh. Apa penghargaan itu? Tentu saja ampunan dosa dan janji balasan kebaikan dari Allah. Setelah sebulan digembleng, Insya Allah kita semua kembali suci seperti bayi yang baru lahir.

Semoga Hari Raya Idul Fitri 1446 H ini benar-benar menjadi momen peningkatan taqwa bagi kita semua selaku hamba Allah yang beriman. Jangan sampai Idul Fitri hanya sebatas perayaan lahiriah dengan baju baru, makanan enak, dan kumpul-kumpul, tapi tanpa makna batiniah yang mendalam. Justru setelah Idul Fitri, ketaatan kita harus semakin meningkat, bukan malah kendor. Ini adalah bukti apakah Ramadhan kita “berhasil” atau tidak. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang muttaqin (orang-orang bertakwa) dan bisa bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Bagaimana perasaan kamu di penghujung Ramadhan tahun ini? Apa harapan terbesar kamu di Hari Raya Idul Fitri 1446 H ini? Yuk, share di kolom komentar!

Posting Komentar