RPJMD Surabaya: Jadi Panduan Biar Pembangunan Kota Makin Oke!
Surabaya, kota pahlawan yang kita cintai ini, sebentar lagi punya panduan baru buat pembangunan jangka menengahnya. Namanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah alias RPJMD, khusus buat periode 2025 sampai 2029. Dokumen penting ini disepakati bareng-bareng antara Pemerintah Kota Surabaya dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.
Menurut Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, RPJMD ini bener-bener jadi kompas strategis biar pembangunan kota ini nyambung sama visi dan misi Wali Kota serta Wakil Wali Kota Surabaya yang bakal kepilih nanti di Pilkada 2024. Jadi, ke depannya pembangunan tuh udah punya arah yang jelas, nggak grusa-grusu. Ini penting banget biar semua program yang dijalanin tepat sasaran dan hasilnya maksimal buat warga.
Visi besarnya keren banget: mentransformasi Surabaya jadi kota dunia yang maju, humanis, dan berkelanjutan. Adi Sutarwijono bilang, penandatanganan dokumen RPJMD ini tuh kayak start awal buat mewujudkan visi tersebut. Semua pihak, baik eksekutif maupun legislatif, berkomitmen buat bekerja bareng demi mencapai cita-cita ini.
Ada beberapa poin penting yang jadi fokus utama di RPJMD ini, terutama yang nyentuh langsung kehidupan sehari-hari warga. Salah satunya nih, target buat menyelesaikan isu-isu klasik di perkampungan sampai tuntas di tahun 2026. Ini termasuk masalah penerangan jalan umum (PJU) yang kurang memadai, jalan kampung yang belum di-paving atau masih becek, saluran air atau drainase yang mampet atau belum ada, rumah warga yang belum layak huni, sampai pembangunan balai RW sebagai pusat kegiatan warga.
Bayangin aja, kalau semua masalah dasar di kampung-kampung ini beres, kualitas hidup warga pasti langsung naik drastis kan? Jalan jadi mulus, nggak banjir lagi kalau hujan, lingkungan terang benderang di malam hari, rumah jadi nyaman, dan warga punya tempat kumpul buat kegiatan positif. Ini bukti kalau RPJMD ini nggak cuma ngomongin proyek besar, tapi juga merhatiin hal-hal kecil yang fundamental.
Selain itu, RPJMD juga punya komitmen kuat buat ningkatin pelayanan publik. Mulai dari urusan pendidikan, kesehatan, sampai kesejahteraan ekonomi warga, semuanya masuk dalam agenda. DPRD juga udah siap siaga buat ngawal program-program padat karya, biar beneran efektif buat ngurangin angka kemiskinan di Surabaya. Program padat karya ini kan ngajak warga lokal buat terlibat langsung di proyek-proyek sederhana, jadi mereka dapat penghasilan sekaligus lingkungan sekitar jadi lebih baik.
Pembangunan infrastruktur skala besar juga nggak ketinggalan. Proyek-proyek kayak Jalan Lingkar Luar Barat dan Timur (JLLB dan JLLT) juga harus sejalan sama pertumbuhan ekonomi di kawasan sekitar. Nggak cuma bangun jalan doang, tapi juga mikirin gimana jalan baru ini bisa membuka akses, ngelancarin logistik, dan menarik investasi baru. Semua harus terintegrasi dan saling mendukung, biar pembangunan kota ini linier alias nyambung dari satu sektor ke sektor lain.
Salah satu kunci keberhasilan RPJMD ini, menurut DPRD, adalah partisipasi aktif dari warga. Kota Surabaya itu berkembang pesat karena masyarakatnya yang semangat dan peduli. Makanya, warga harus dikasih akses selebar-lebarnya buat ikut berpartisipasi, terutama dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan sama pembangunan kota. Suara warga itu penting banget lho!
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga ngasih apresiasi setinggi-tingginya buat DPRD dan semua pihak yang udah kerja keras ngebahas Raperda RPJMD ini. Beliau negasin lagi kalau visi utama RPJMD 2025-2029 ini bener-bener fokus ke satu tujuan besar: menjadikan Surabaya sebagai kota kelas dunia dalam lima tahun ke depan. Ini target yang ambisius, tapi optimis bisa dicapai lewat kerja bareng.
Untuk mewujudkan Surabaya jadi kota kelas dunia, Pemkot Surabaya berkomitmen buat terus ningkatin kualitas layanan publik. Tujuannya biar layanan makin efisien dan gampang diakses sama siapa aja. Misalnya, ngurus perizinan atau dokumen kependudukan jadi nggak pakai ribet, semua serba cepat dan transparan. Ini kan yang diinginkan warga, pelayanan publik yang sat-set.
Transportasi umum massal juga jadi prioritas utama. Kita tahu sendiri kan, macet kadang jadi masalah di kota besar kayak Surabaya. Nah, RPJMD ini mendorong pengembangan transportasi publik yang mumpuni, biar mobilitas warga makin lancar dan nyaman. Dengan transportasi massal yang bagus, diharapkan warga makin banyak yang beralih dari kendaraan pribadi, hasilnya macet berkurang dan udara juga lebih bersih.
Selain itu, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga jadi fokus jangka panjang, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan. RPJMD ini nargetin ada peningkatan signifikan IPM sampai tahun 2030. Ini artinya, angka harapan hidup warga makin tinggi, akses ke pendidikan makin baik, dan lama sekolah rata-rata warga juga meningkat. Pendidikan dan kesehatan yang berkualitas itu kan modal utama buat SDM yang unggul.
Wali Kota Eri Cahyadi juga ngingetin lagi, pembangunan kota itu nggak bisa cuma ngandelin pemerintah aja. Kolaborasi dan sinergi sama masyarakat itu elemen kunci yang nggak bisa ditawar lagi. Konsep gotong royong yang jadi ciri khas bangsa kita harus terus dilestarikan dan diterapkan dalam pembangunan kota.
“Kota dunia itu dibangun dengan gotong royong,” kata beliau. Jadi, kalau masyarakat terlibat aktif, ikut ngasih masukan, ngawasin pelaksanaan program, atau bahkan ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan IPM itu bakal lebih cepat tercapai. Ketika semua elemen masyarakat merasa memiliki dan bertanggung jawab atas kotanya, hasilnya pasti lebih baik dan berkelanjutan.
Detail RPJMD: Dari Kampung Sampai Infrastruktur Megah¶
Mari kita kupas lebih dalam lagi beberapa poin penting di RPJMD ini. Target penyelesaian isu perkampungan sampai 2026 itu bukan cuma daftar proyek fisik lho. Itu menyangkut keadilan sosial dan pemerataan pembangunan. Selama ini, kadang pembangunan terkesan lebih fokus di pusat kota atau area strategis. Dengan fokus ke kampung, Pemkot dan DPRD nunjukkin kalau warga di pelosok pun punya hak yang sama buat menikmati fasilitas dan lingkungan yang layak.
Misalnya, soal PJU. Jalan kampung yang gelap di malam hari bisa bikin rasa aman warga berkurang, apalagi buat anak-anak atau perempuan. Dengan PJU yang memadai, aktivitas malam di kampung jadi lebih hidup dan aman. Pavingisasi jalan kampung juga sama, ngurangin debu di musim kemarau dan becek di musim hujan. Hidup jadi lebih nyaman.
Nah, saluran air atau drainase ini krusial banget buat ngatasi banjir lokal yang sering bikin pusing warga pas hujan deras. Membangun atau memperbaiki drainase di kampung bisa mencegah genangan air yang merusak rumah dan bikin lingkungan nggak sehat. Sementara itu, program bedah rumah atau bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) itu langsung nyentuh aspek paling dasar kesejahteraan warga: tempat tinggal yang aman dan nyaman.
Balai RW mungkin terdengar sepele, tapi fungsinya vital sebagai ruang komunal. Di Balai RW, warga bisa kumpul, rapat, ngadain kegiatan sosial, posyandu, atau bahkan jadi pusat informasi. Ini nguatin kebersamaan dan fungsi sosial masyarakat di level paling bawah. Makanya, target 2026 buat semua ini harus tuntas itu ambisius tapi * achievable* kalau dikawal bareng-bareng.
Soal peningkatan pelayanan publik, ini juga mencakup digitalisasi lho. Di era serba digital gini, ngurus surat-surat penting seharusnya bisa via online atau minimal prosesnya cepat dan transparan dengan dukungan teknologi. RPJMD ini pasti ngedorong pemanfaatan teknologi biar pelayanan publik Surabaya makin smart dan efisien.
Di bidang pendidikan, target IPM sampai 2030 itu artinya Pemkot bakal terus berupaya ningkatin akses pendidikan berkualitas buat semua kalangan. Mungkin lewat beasiswa, perbaikan fasilitas sekolah, pelatihan guru, atau program-program lain yang bikin anak-anak Surabaya makin pinter dan punya daya saing. Kesehatan juga gitu, akses ke puskesmas atau rumah sakit harus makin mudah, layanan dokter spesialis tersedia, dan program kesehatan preventif (pencegahan penyakit) juga digencarkan.
Untuk proyek infrastruktur besar kayak JLLB dan JLLT, ini kan tujuannya nggak cuma ngurai macet di dalam kota, tapi juga membuka area baru buat pengembangan kota. Kawasan sekitar JLLB dan JLLT berpotensi jadi pusat ekonomi baru, area perumahan, atau pusat industri. Ini bakal nyiptain lapangan kerja baru dan ngedorong pemerataan pembangunan ke pinggiran kota.
Tantangan dan Kolaborasi Mewujudkan RPJMD¶
Tentu aja, mewujudkan semua yang ada di RPJMD itu nggak semudah membalik telapak tangan. Pasti ada tantangannya. Salah satunya, soal pendanaan. Semua program dan proyek besar ini butuh anggaran yang nggak sedikit. Pemkot harus pinter-pinter nyari sumber pendanaan, baik dari APBD, pemerintah pusat, swasta, atau bahkan kerja sama internasional.
Tantangan lain adalah koordinasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot. Semua OPD harus jalan beriringan, nggak bisa jalan sendiri-sendiri. RPJMD ini lah yang jadi benang merah biar semua program OPD saling mendukung dan nggak tumpang tindih. DPRD punya peran penting di sini buat ngawasin dan memastikan koordinasi berjalan lancar.
Selain itu, tantangan eksternal juga bisa muncul, kayak kondisi ekonomi global yang nggak pasti, inflasi, atau bahkan bencana alam yang bisa ngeganggu jalannya program. Fleksibilitas dan kemampuan buat adaptasi juga penting dalam pelaksanaan RPJMD.
Tapi, kunci paling utama buat ngatasi tantangan ini adalah kolaborasi dan gotong royong yang dibilang sama Wali Kota. Keterlibatan masyarakat itu bisa macem-macem bentuknya. Bisa lewat forum-forum warga, musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), ngasih kritik dan saran lewat kanal resmi Pemkot, atau bahkan ikut aktif di kegiatan pembangunan lingkungan sendiri. Swasta juga punya peran penting, lho, lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) misalnya.
Supaya pelaksanaan RPJMD ini transparan dan bisa dipertanggungjawabkan, pasti akan ada sistem monitoring dan evaluasi yang ketat. DPRD bakal terus ngawasin, laporannya juga harus terbuka ke publik. Warga juga bisa ikut ngawasin, kalau ada program yang dirasa kurang pas atau pelaksanaannya nggak sesuai rencana, bisa lapor atau ngasih masukan.
Contoh Sinergi dalam Pelaksanaan RPJMD:
Bidang | Program RPJMD Fokus | Pelaku Utama | Peran Masyarakat / Swasta |
---|---|---|---|
Infrastruktur Kampung | Pavingisasi, Drainase, PJU | Pemkot (Dinas PU) | Ikut kerja bakti, Lapor kerusakan |
Rumah Layak Huni | Bedah Rumah (Rutilahu) | Pemkot (Dinas Perumahan) | Gotong royong bantu pembangunan, Swasta donasi bahan |
Pelayanan Publik | Digitalisasi Layanan | Pemkot (Dinas terkait, Kominfo) | Memberi masukan platform digital, Uji coba aplikasi |
Ekonomi Kerakyatan | Program Padat Karya | Pemkot (Dinas Tenaga Kerja), OPD terkait | Ikut serta sebagai tenaga kerja, Mengembangkan usaha mikro |
Kesehatan | Peningkatan Akses Faskes | Pemkot (Dinas Kesehatan) | Aktif Posyandu, Jaga kebersihan lingkungan |
Pendidikan | Beasiswa, Peningkatan Kualitas Guru | Pemkot (Dinas Pendidikan) | Komite Sekolah, Mengawasi kualitas pengajaran |
Tabel di atas cuma contoh sederhana gimana semua elemen bisa saling nyambung dalam ngejalanin program di bawah payung RPJMD.
Visi Surabaya sebagai kota dunia itu bukan cuma soal punya gedung pencakar langit atau jalan tol yang banyak. Lebih dari itu, kota dunia juga harus humanis, artinya merhatiin kesejahteraan warganya, ngasih ruang buat warganya berkembang, dan lingkungannya juga nyaman buat ditinggali. Berkelanjutan artinya pembangunan yang dilakukan harus ramah lingkungan dan bisa dinikmati juga sama generasi mendatang.
Jadi, RPJMD 2025-2029 ini lebih dari sekadar dokumen perencanaan. Ini adalah peta jalan, panduan, sekaligus komitmen bareng buat bawa Surabaya ke level yang lebih tinggi. Semua stakeholder, mulai dari pemerintah, DPRD, swasta, akademisi, sampai seluruh warga Surabaya, punya peran penting buat memastikan RPJMD ini nggak cuma jadi rencana di atas kertas, tapi bener-bener terwujud jadi aksi nyata yang hasilnya bisa dirasain bareng.
Masa depan Surabaya ada di tangan kita semua. Yuk, kita dukung dan kawal terus pelaksanaan RPJMD ini biar Surabaya bener-bener jadi kota kelas dunia yang maju, humanis, dan berkelanjutan!
Gimana nih pendapat kamu soal RPJMD Surabaya ini? Ada harapan atau masukan apa buat pembangunan kota kita ke depan? Yuk, berbagi opini di kolom komentar!
Posting Komentar