Latihan Soal Try Out PPG PGSD 2025 + Kunci Jawaban: Siap Jadi Guru!

Table of Contents

Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru (UKPPPG) sudah di depan mata, lho! Tepatnya pada 29 Juli sampai 3 Agustus 2025. Buat Bapak/Ibu guru yang sedang bersiap, ini saatnya memanaskan mesin dan berlatih soal. Salah satu cara terbaik adalah dengan mengerjakan contoh soal Try Out PPG 2025 PGSD.

Latihan soal ini penting banget karena bisa membantu kita tahu, kira-kira soal apa saja sih yang bakal muncul nanti? Selain itu, ini juga kesempatan emas buat melatih manajemen waktu dan efisiensi kita saat ujian. Jangan sampai kehabisan waktu di tengah jalan, ya!

Try Out PPG PGSD 2025

Memahami Esensi PPG dan UKPPPG

Sebelum kita menyelami soal-soal, ada baiknya kita pahami dulu apa itu PPG dan UKPPPG. Menurut Kemendikbud Ristek, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program intensif yang dirancang khusus untuk mempersiapkan lulusan S-1 Kependidikan maupun S-1/D-IV Non-Kependidikan agar bisa menjadi guru yang profesional. Tujuannya jelas, untuk membekali calon guru dengan segudang keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang mumpuni agar siap mengajar di depan kelas.

Setelah berhasil menyelesaikan program PPG ini, kita akan mendapatkan Sertifikat Pendidik alias Serdik. Serdik ini adalah bukti pengakuan bahwa kita adalah guru yang profesional dan kompeten di bidangnya. Namun, sebelum bisa memegang Serdik tersebut, ada tahapan penting yang harus dilalui: pembelajaran mandiri dan tentu saja, Uji Kompetensi. Di sinilah peran Try Out PPG PGSD jadi super vital!

Soal Try Out PPG 2025 PGSD ini bagaikan simulasi tempur, membantu kita memahami tipe-tipe soal yang sering keluar dan secara signifikan meningkatkan kesiapan diri. Dengan mengerjakan latihan ini, kita bisa melakukan evaluasi diri secara jujur. Kita jadi tahu, materi mana yang sudah dikuasai dengan baik, dan materi mana yang masih butuh diasah lebih dalam. Ini adalah cara cerdas untuk memperbaiki kelemahan sebelum ujian sesungguhnya.

Mengapa Try Out Itu Penting?

Try out bukan cuma sekadar latihan biasa, tapi strategi belajar yang efektif. Dengan mengerjakan try out, kita bisa:

  • Mengenali Pola Soal: Setiap ujian punya ciri khasnya. Try out membantu kita akrab dengan gaya bahasa, format, dan tingkat kesulitan soal-soal UKPPPG.
  • Melatih Kecepatan dan Ketepatan: Waktu ujian itu terbatas. Dengan berlatih, kita bisa mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu soal dan bagaimana cara menjawab dengan cepat tapi tetap akurat.
  • Mengelola Stres: Situasi ujian seringkali bikin deg-degan. Dengan terbiasa mengerjakan soal di bawah tekanan waktu, kita bisa melatih mental agar lebih tenang dan fokus saat hari-H.
  • Evaluasi Diri yang Menyeluruh: Hasil try out adalah cerminan kemampuan kita. Dari situ, kita bisa tahu area mana yang masih kurang dan perlu diperbaiki. Ini adalah peta jalan untuk belajar lebih efektif.

Contoh Soal Try Out PPG 2025 PGSD dan Kunci Jawabannya

Berikut adalah contoh soal Try Out PPG 2025 PGSD yang bisa kita pakai untuk berlatih, lengkap dengan pembahasan dan kunci jawabannya. Soal-soal ini disadur dan dikembangkan dari berbagai sumber terpercaya untuk memberikan gambaran yang komprehensif. Yuk, kita bedah satu per satu!

Soal 1: Penanganan Kesulitan Belajar Matematika

Soal: Pada aktivitas pembelajaran di kelas, guru memberikan soal pada peserta didiknya sebagai berikut: jika suatu persegi panjang memiliki panjang sisi 15 cm dan lebar 10 cm, tentukan keliling persegi panjang tersebut. Jawaban siswa adalah 150 cm², dengan alasan keliling persegi panjang adalah panjang dikalikan lebar. Penanganan yang tepat untuk mengatasi kesulitan peserta didik tersebut adalah memberikan…

Pilihan Jawaban:
A. Soal-soal hitungan serupa dengan angka yang berbeda agar siswa lebih teliti.
B. Penjelasan ulang konsep luas dan keliling dengan menggunakan contoh konkret yang mudah dipahami.
C. Tugas kelompok untuk mendiskusikan perbedaan rumus luas dan keliling.
D. Pekerjaan rumah tambahan tentang materi persegi panjang.
E. Pujian atas usahanya dan memintanya membaca ulang soal.

Kunci Jawaban: B. Penjelasan ulang konsep luas dan keliling dengan menggunakan contoh konkret yang mudah dipahami.

Pembahasan:
Kesulitan siswa terletak pada pemahaman konsep dasar dan perbedaan antara keliling dan luas. Siswa mencampuradukkan rumus keliling dengan rumus luas (panjang x lebar) dan juga salah dalam satuan (cm² yang seharusnya cm). Memberikan soal serupa (A) atau PR tambahan (D) tanpa koreksi konsep hanya akan memperkuat miskonsepsi. Tugas kelompok (C) bisa membantu, namun penjelasan langsung dari guru dengan pendekatan konkret lebih efektif untuk mengoreksi pemahaman dasar yang keliru ini. Pujian saja (E) tidak akan mengatasi akar masalahnya. Guru perlu menunjukkan secara visual atau dengan benda nyata perbedaan “mengelilingi” (keliling) dan “menutupi permukaan” (luas) agar siswa bisa membedakannya dengan jelas. Misalnya, menggunakan tali untuk keliling meja dan kertas untuk luas permukaan meja.

Soal 2: Pengelolaan Kelas Berpusat pada Peserta Didik

Soal: Seorang guru melakukan pembelajaran di kelas untuk membuat peserta didiknya kompeten tentang rumus luas segitiga. Untuk mencapai harapannya tersebut, guru melakukan pengelolaan kelas yang berpusat pada peserta didik.
Pernyataan di bawah merupakan pengelolaan kelas yang berpusat pada peserta didik. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda centang (V)! Jawaban benar lebih dari satu.

Pilihan Jawaban:
A. Memberikan kebebasan peserta didik untuk memilih metode belajar yang paling sesuai bagi mereka.
B. Mendorong peserta didik untuk aktif berdiskusi dan berbagi ide dengan teman sebaya.
C. Guru selalu menjadi pusat informasi utama dan menyampaikan materi secara satu arah.
D. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang relevan sesuai minat peserta didik.
E. Menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan presentasi hasil kerja mereka.

Kunci Jawaban: A, B, D, E

Pembahasan:
Pengelolaan kelas yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning) menekankan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.
* A. Memberikan kebebasan peserta didik untuk memilih metode belajar yang paling sesuai bagi mereka: Ini sangat sesuai karena mengakomodasi gaya belajar yang beragam dan meningkatkan otonomi belajar siswa.
* B. Mendorong peserta didik untuk aktif berdiskusi dan berbagi ide dengan teman sebaya: Diskusi dan kolaborasi adalah ciri khas pembelajaran student-centered, membangun keterampilan sosial dan pemahaman mendalam.
* C. Guru selalu menjadi pusat informasi utama dan menyampaikan materi secara satu arah: Ini adalah ciri pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered), bukan peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber.
* D. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang relevan sesuai minat peserta didik: Diversifikasi sumber belajar membantu siswa mengeksplorasi materi sesuai preferensi mereka, mendukung pembelajaran mandiri.
* E. Menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan presentasi hasil kerja mereka: Presentasi mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri, mengembangkan kemampuan komunikasi, dan mendapatkan umpan balik.

Soal 3: Model Pembelajaran Kolaboratif dan Mandiri

Soal: Ibu Wati guru SD akan membelajarkan materi tentang penerapan luas lingkaran dalam kehidupan sehari-hari. Ibu Wati merencanakan kegiatan pembelajaran secara kolaboratif bersama peserta didik. Kegiatan ini dimaksudkan agar peserta didik memiliki tanggung jawab, kemandirian, mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya dengan baik tanpa ada bullying, tidak ada pemaksaan kehendak. Dalam perencanaan itu dibicarakan tentang aturan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik dalam kegiatan, aktivitas pendukung, alat dan bahan yang dapat diakses, cara dan langkah kerja untuk menyelesaikan rencana kegiatan secara kolaboratif. Model pembelajaran yang dipraktekkan oleh Ibu Wati mencerminkan pemberian kesempatan peserta didik…

Pilihan Jawaban:
A. Belajar mandiri sepenuhnya tanpa intervensi guru.
B. Mengembangkan keterampilan sosial dan problem solving dalam konteks nyata.
C. Mengikuti instruksi guru secara ketat untuk mencapai tujuan.
D. Berkompetisi secara individu untuk mendapatkan nilai terbaik.
E. Menghafal rumus luas lingkaran untuk diterapkan.

Kunci Jawaban: B. Mengembangkan keterampilan sosial dan problem solving dalam konteks nyata.

Pembahasan:
Deskripsi kegiatan Ibu Wati menunjukkan adanya kerja sama kelompok (“kolaboratif,” “bekerjasama dengan anggota kelompoknya”), tanggung jawab, kemandirian, serta penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari (“penerapan luas lingkaran dalam kehidupan sehari-hari”). Semua indikator ini sangat kuat mengarah pada pengembangan keterampilan sosial (kerjasama, tanpa bullying, tanpa pemaksaan kehendak) dan keterampilan pemecahan masalah (problem solving) melalui aplikasi konsep dalam konteks nyata. Meskipun ada unsur kemandirian, itu bukan sepenuhnya tanpa intervensi guru karena guru tetap merencanakan dan mendiskusikan aturan. Ini bukan tentang kompetisi individu atau sekadar menghafal.

Soal 4: Desain Pembelajaran Matematika Konseptual

Soal: Seorang guru SD merancang desain pembelajaran matematika yang terstruktur sebagai berikut: Guru mengajak peserta didik mengamati gambar suatu segitiga yang berasal dari setengah persegi panjang beserta ukurannya. Kemudian guru mengajak peserta didik untuk menemukan tinggi segitiga tersebut. Setelah tinggi segitiga ditemukan, guru mengajak peserta didik untuk membandingkan luas segitiga dengan luas persegi panjang. Kegiatan pembelajaran yang direncanakan guru tersebut bertujuan untuk menemukan ....

Pilihan Jawaban:
A. Cara menghitung keliling segitiga.
B. Konsep dasar rumus luas segitiga.
C. Jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya.
D. Hubungan antara persegi panjang dan persegi.
E. Sejarah penemuan rumus luas bangun datar.

Kunci Jawaban: B. Konsep dasar rumus luas segitiga.

Pembahasan:
Alur pembelajaran yang digambarkan guru ini adalah pendekatan induktif atau penemuan terbimbing (discovery learning). Guru memulai dari sesuatu yang sudah dikenal (persegi panjang), kemudian secara bertahap membimbing siswa untuk “menemukan” bagaimana rumus luas segitiga bisa berasal dari luas persegi panjang (yaitu setengahnya). Langkah-langkah seperti mengamati gambar, menemukan tinggi, dan membandingkan luas, semuanya mengarah pada pemahaman konseptual tentang asal-usul rumus luas segitiga, bukan sekadar menghafalnya. Ini adalah cara yang kuat untuk membangun pemahaman yang mendalam dan bermakna.

Soal 5: Pembelajaran Kontekstual dan Lingkungan Sekitar

Soal: Seorang guru SD mengajar di sekolah yang lingkungan sekitarnya adalah peternakan ikan yang diternakkan di kolam. Pada pertemuan yang akan datang guru mengajak peserta didiknya belajar menentukan volume balok. Desain pembelajaran yang dilakukan guru tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan peserta didik adalah…

Pilihan Jawaban:
A. Menjelaskan rumus volume balok di papan tulis dan memberikan banyak soal latihan.
B. Mengajak peserta didik mengukur volume kolam ikan yang ada di sekitar sekolah.
C. Meminta peserta didik menghafal rumus volume balok untuk kemudian diuji.
D. Menggunakan media belajar berupa maket balok yang dibawa dari rumah.
E. Mengadakan kuis cepat tentang rumus-rumus bangun ruang.

Kunci Jawaban: B. Mengajak peserta didik mengukur volume kolam ikan yang ada di sekitar sekolah.

Pembahasan:
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang relevan dengan kehidupan peserta didik. Konsep ini dikenal sebagai pembelajaran kontekstual. Jika lingkungan sekolah banyak peternakan ikan dengan kolam, maka kolam ikan tersebut adalah sumber belajar kontekstual yang sangat kaya. Dengan mengajak siswa mengukur volume kolam ikan secara langsung, mereka tidak hanya memahami rumus volume balok secara abstrak, tetapi juga melihat aplikasinya dalam kehidupan nyata mereka. Ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna, menarik, dan mudah diingat dibandingkan hanya menjelaskan rumus atau menghafal.

Soal 6: Media ICT untuk Hak dan Kewajiban Warga Negara

Soal: Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai guru di SD Sukaria adalah peserta didik dapat menyebutkan contoh hak dan kewajiban warga negara dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Guru tersebut ingin menunjukkan contoh pelaksanaan hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. Media berbasis ICT yang cocok digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah…

Pilihan Jawaban:
A. Papan tulis dan kapur.
B. Buku paket pelajaran PPKn.
C. Video dokumenter singkat tentang pelaksanaan hak dan kewajiban di masyarakat.
D. Flashcard bergambar tokoh pahlawan.
E. Media cetak koran lokal.

Kunci Jawaban: C. Video dokumenter singkat tentang pelaksanaan hak dan kewajiban di masyarakat.

Pembahasan:
Tujuan guru adalah menunjukkan “contoh pelaksanaan hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.” Media berbasis ICT (Information and Communication Technology) yang paling efektif untuk ini adalah video. Video dokumenter singkat dapat menampilkan visualisasi nyata dari bagaimana hak dan kewajiban dijalankan di berbagai situasi, seperti masyarakat yang memilih dalam pemilu (hak), atau membayar pajak (kewajiban). Ini lebih dinamis dan interaktif dibandingkan media statis seperti buku, papan tulis, flashcard, atau koran, sehingga memudahkan siswa untuk memahami konsep abstrak tersebut dalam konteks yang konkret dan relevan.

Soal 7: Media Pembelajaran Jaring-Jaring Balok

Soal: Rumusan tujuan pembelajaran berbunyi, “Melalui penggunaan media pembelajaran, peserta didik dapat menentukan jaring-jaring balok”. Media yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut adalah…

Pilihan Jawaban:
A. Gambar balok tiga dimensi di buku.
B. Video animasi jaring-jaring balok.
C. Model balok dan gunting yang dapat dibongkar pasang menjadi jaring-jaring.
D. Aplikasi interaktif di tablet yang menampilkan berbagai bentuk jaring-jaring.
E. Papan tulis dengan ilustrasi jaring-jaring.

Kunci Jawaban: C. Model balok dan gunting yang dapat dibongkar pasang menjadi jaring-jaring.

Pembahasan:
Tujuan pembelajarannya adalah “menentukan jaring-jaring balok”. Ini berarti siswa tidak hanya mengenali, tetapi juga memahami bagaimana sebuah bangun ruang bisa “dibuka” menjadi bentuk dua dimensi. Model balok yang bisa dibongkar pasang menjadi jaring-jaring (dan sebaliknya) memberikan pengalaman hands-on atau kinestetik yang paling efektif. Siswa bisa secara langsung melihat, memegang, dan memanipulasi balok untuk memahami konsep jaring-jaring secara konkret. Meskipun video animasi atau aplikasi interaktif (B dan D) juga baik, pengalaman langsung dengan benda nyata seringkali lebih unggul untuk pemahaman spasial. Gambar atau ilustrasi (A dan E) cenderung kurang interaktif.

Soal 8: Media Pembelajaran Nilai Pancasila

Soal: Seorang guru kelas IV SD akan membelajarkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dengan tujuan pembelajarannya peserta didik mampu menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, guru mengembangkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Media yang cocok yang digunakan guru tersebut adalah ....

Pilihan Jawaban:
A. Komik bergambar yang menceritakan kisah-kisah penerapan nilai Pancasila.
B. Lembar kerja berisi daftar sila Pancasila untuk dihafalkan.
C. Poster yang menampilkan lambang-lambang Pancasila.
D. Video ceramah tentang pentingnya Pancasila.
E. Buku teks pelajaran yang disajikan dalam format digital.

Kunci Jawaban: A. Komik bergambar yang menceritakan kisah-kisah penerapan nilai Pancasila.

Pembahasan:
Tujuan utamanya adalah “mampu menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.” Untuk anak SD kelas IV, media yang paling efektif harus menarik, mudah dicerna, dan memberikan contoh konkret yang bisa mereka pahami dan tiru.
* Komik bergambar (A) adalah pilihan yang sangat kuat karena:
* Menarik visual: Gambar-gambar akan menarik perhatian anak-anak.
* Bercerita: Cerita membantu siswa memahami bagaimana nilai-nilai abstrak (seperti gotong royong, musyawarah) diterjemahkan dalam tindakan nyata sehari-hari.
* Relatable: Kisah-kisah yang relevan dengan kehidupan anak-anak akan mempermudah mereka menginternalisasi nilai-nilai tersebut.
Menghafal (B), poster (C), atau ceramah (D) kurang efektif untuk tujuan “penerapan.” Buku teks digital (E) mungkin inovatif secara format, tapi isinya belum tentu langsung berfokus pada contoh penerapan kontekstual seperti komik cerita.

Soal 9: Menumbuhkan Kemampuan Berpikir dalam Pembuktian Teorema Pythagoras

Soal: Seorang guru SD berharap peserta didiknya mampu menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras. Dalam salah satu langkah pembelajaran di kelas, peserta didik diminta untuk menganalisis langkah-langkah pembuktian teorema Pythagoras dengan berbagai cara. Langkah pembelajaran tersebut ditujukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir ....

Pilihan Jawaban:
A. Menghafal rumus.
B. Konvergen.
C. Divergen.
D. Komputasi.
E. Reproduktif.

Kunci Jawaban: C. Divergen.

Pembahasan:
Ketika peserta didik diminta untuk “menganalisis langkah-langkah pembuktian teorema Pythagoras dengan berbagai cara,” ini berarti mereka didorong untuk tidak hanya terpaku pada satu metode atau satu jalan pikiran. Guru mendorong mereka untuk mengeksplorasi berbagai sudut pandang, menemukan solusi-solusi alternatif, dan berpikir luas serta kreatif. Ini adalah ciri khas kemampuan berpikir divergen.
* Berpikir Divergen adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide, solusi, atau kemungkinan dari satu titik awal. Ini melibatkan eksplorasi, fleksibilitas, dan orisinalitas.
* Berpikir Konvergen (B) adalah kebalikannya, yaitu kemampuan untuk menemukan satu solusi terbaik atau jawaban yang benar.
* Menghafal rumus (A), komputasi (D), dan reproduktif (E) adalah keterampilan yang lebih rendah atau berfokus pada aplikasi standar, bukan pada analisis dan pencarian berbagai cara pembuktian.


Video Pendukung Pembelajaran PPG PGSD

Untuk lebih memperdalam pemahaman, menonton video pembelajaran bisa jadi alternatif yang sangat membantu. Video seringkali menyajikan materi secara visual dan interaktif, sehingga lebih mudah dicerna dan diingat. Berikut contoh video yang mungkin relevan dengan persiapan PPG PGSD:

https://www.youtube.com/watch?v=YOUR_VIDEO_ID_HERE

Ganti YOUR_VIDEO_ID_HERE dengan ID video YouTube yang relevan, contohnya video tentang strategi mengerjakan soal hot, atau penjelasan konsep pedagogik dasar.
Misalnya, video “Strategi Jitu Lolos Ujian UKPPPG PGSD” atau “Bedah Soal Pedagogik PPG” bisa sangat menolong.


Siap Jadi Guru Profesional!

Latihan soal try out ini hanyalah satu bagian dari perjalanan panjang menuju guru profesional. Penting untuk terus belajar, memperbarui pengetahuan, dan mengasah keterampilan mengajar. Ingat, tujuan utama PPG adalah membentuk guru yang kompeten, inovatif, dan berdedikasi.

Jangan berhenti di sini! Teruslah berlatih, cari referensi soal lain, dan diskusikan dengan rekan sesama calon guru. Semakin banyak persiapan yang kita lakukan, semakin besar pula peluang kita untuk sukses di UKPPPG 2025.

Bagaimana pendapat Anda tentang soal-soal ini? Ada kesulitan atau ide lain untuk persiapan PPG? Yuk, bagikan pengalaman dan strategi belajar Anda di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar